Dari segi spiritual, Stephen merasa tersadar harus menggantungkan hidup sepenuhnya ke Yang Maha Kuasa. Melakukan perjalanan hanya seorang diri otomatis membuatnya tidak bisa meminta bantuan siapapun saat mengalami masalah atau kesulitan. Dari segi kepribadian, ayah dua orang anak itu belajar untuk disiplin dan menekan ego dalam perjalanan.
"Setiap orang punya kendala dan kesulitan tapi pada akhirnya patah semangat. Melalui buku ini saya berharap bisa membangkitkan semangat orang lain. Semoga buku ini bisa memberikan edukasi, inspirasi, dan motivasi agar orang lain bisa melakukan hal yang sama," tukas Stephen.
Tantangan selama perjalanan
Melewati rute sejauh 30 ribu kilometer tentunya banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi Stephen. Dalam perjalanan, ia sempat jatuh dua kali saat menghindari kecelakaan di India dan mengantuk ketika berada di Turki. Belum lagi masalah keamanan.
"Saat di Pakistan saya tidak bisa jalan sendiri, harus dikawal bahkan saat di penginapan. Saya juga diminta menandatangani NOC (Notice of Complaint, yang isinya andaikata terjadi penembakan atau pembunuhan, keluarga saya enggak bisa mengajukan komplain atau menuntut," ujar Stephen.