Setali tiga uang dengan Aziza, Laras, 29, merasakan mengedukasi keluarga besarnya untuk melek informasi dan hoaks bukan perkara mudah. “Ujung-ujungnya aku jadi dimusuhin. Bikin kekerabatan kita renggang. Masalahnya orang terlanjur kejebak hoaks dan tidak membuka pikiran pada pandangan lain,” kata dia.
Alih-alih terjebak konflik terbuka ketika melihat hoaks dan disinformasi menyebar serta jadi obrolan di lingkungan terdekatnya, Laras memilih jalur damai dengan cara diam. Salah satu topik yang sering jadi pemicu adalah soal politik.

“Kayaknya enggak ada pilihan lain. Daripada perang dan aku jadi ngerasa lelah kelahi sama keluarga atau kenalan terdekat. Kalau lagi punya energi ya nyempetin ngasih fakta. Kalau udah, ya kutinggal kabur,” kata dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)