Makanan cepat saji juga cenderung tinggi lemak jenuh, gula, garam dan kalori. Di dalamnya pun bisa berupa menu cepat saji dari restauran cepat saji, makanan olahan, makanan beku, serta makanan ringan.
Namun, rasanya yang gurih dan dianggap enak oleh banyak kalangan, di samping sangat mudah disajikan, membuat makanan ini menjadi pilihan di tengah kesibukan sehari-hari.
Sayangnya studi dari University of Alabama, Amerika Serikat menyimpulkan, Jika keseringan mengkonsumsi makanan cepat saji identik dengan pola makan nabati yang rendah. Pola makan yang tidak seimbang dalam waktu lama, Akan berakibat meningkatnya risiko depresi.
Dilain hal, hasil studi ini didapat setelah peneliti menganalisis urine salah satu siswa sekolah menengah dan dihubungkan dengan tanda serta gejala depresi. Dalam urine siswa yang memiliki gejala depresi ini, ditemukan kadar natrium yang tinggi dan kadar kalium yang rendah.