Tentry Bangkit dan Sebarkan Positive Vibes
Singkat cerita, ada sebuah kejadian di mana aku baru lepas dari 'abusive relationship' di 2011 dan saat itu aku mengenal ilmu feminisme yang juga membahas soal body shaming terutama pada perempuan.
Barulah, aku sadar, kenapa ya, tubuhku itu dianggap berbeda dari dulu, karena dari kecil kita hanya tahu perempuan cantik itu tubuhnya langsing, kulitnya putih, dan berambut lurus panjang.
Sejak aku belajar feminisme, aku jadi mendalami ilmu soal self-identity dan membawa aku mengenal tentang body positivity. Aku belajar self-acceptance, self-respect, dan self-love.
Dalam kondisi tersebut, aku berdamai dengan diriku sendiri dan hal itu menjadi titik balik hidupku yang kala itu usiaku 22 tahun. Susah sekali rasanya untuk berdamai dengan diri sendiri. Terus, aku ngaca di kamar. Di situlah aku menangis sejadi-jadinya, karena aku merasa bersalah sama diri sendiri.
Selama ini aku selalu membiarkan orang bertindak jahat terhadap tubuhku, selama ini aku membiarkan kata-kata negatif melekat di tubuhku, dan aku cuek saja dengan semua itu.