Lalu bagaimana dengan pihak orangtua dan keluarga menyikapi keputusan ini? Well, Cininta tak menampik bahwa di awal masa pernikahan, orangtuanya juga bingung dengan keputusan Cininta dan sang suami. Bahkan tak sedikit sanak-keluarga yang membujuk dirinya untuk mengubah keputusan.
“Kadang mempertanyakan, apalagi pas awal-awal nikah. Kayaknya perempuan sih ya yang lebih dipermasalahkan kalau enggak mau punya anak, suami kayaknya jarang ditanya. Sampai tante-tante tuh satu-satu membujuk saya supaya berubah pikiran. Bilang nanti pernikahannya hambar, nanti suaminya cari perempuan lain. Macem-macem deh orang ngomong,” ujar Cininta.
Dihadapkan pada situasi di atas, alih-alih meluapkan rasa kesalnya. Mantan editor di sebuah media online ini mengaku lebih memilih untuk bersikap santai, sebab ia menilai bahwa keputusannya sekarang ini adalah masih keputusan yang terbaik yang ia dan suami yakini.
“Kadang diketawain saja, tapi kadang bikin kesal juga kalau yang nanya. Bertanya sih oke, yang malesin tuh kalau sampai 'nasihatin'. Karena keputusan tidak ingin punya anak ini menurut saya yang terbaik, tidak merugikan siapa pun. Jadi kenapa orang lain menganggap itu sesuatu yang harus diubah. Seakan-akan saya bikin keputusan yang salah,” tutup Cininta lugas. (dno)
(Muhammad Saifullah )