
Faktor stres rupanya tidak hanya jadi faktor tunggal pemicu, wanita berambut pendek satu ini memutuskan untuk tidak mau memiliki anak. Cininta menambahkan, kesadarannya akan kerusakan bumi dan lingkungan semakin menguatkan tekadnya untuk ‘childfree’.
“Terus belakangan, saya mulai terekspos sama isu-isu lingkungan hidup dan jadi sadar bahwa overpopulasi manusia penyebab utama kerusakan lingkungan. Karena manusia hidup kan butuh sumber daya, energi. Makin banyak manusia, makin banyak kebutuhannya. Makinlah mantap untuk ‘childfree’,” imbuhnya.

Kemudian keputusan bulatnya ini pun, ia paparkan secara gamblang sejak pertama kali bertemu sang suami. Untungnya, sang suami pun tidak keberatan dan sepakat. Namun sesekali sebagai istri, Cininta pernah bertanya kepada sang suami bagaimana kondisinya jika mereka pada akhirnya memutuskan untuk punya anak. Cininta mengaku, sang suami dengan terbuka menyerahkan kembali keputusan akhir kepada dirinya dengan alasan mempertimbangkan kenyamanan Cininta sebagai istri, pihak yang mengandung dan melahirkan.