Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

1 dari 4 Orang Jepang Masih Perawan

Agregasi Koran Sindo , Jurnalis-Kamis, 11 April 2019 |02:02 WIB
1 dari 4 Orang Jepang Masih Perawan
Keperawanan dan keperjakaan masih dijunjung warga Jepang (Foto:Ist)
A
A
A

Isu menurunnya tingkat kelahiran bayi menjadi hal penting di Jepang karena itu menyebabkan peningkatan populasi manula. Jepang dianggap sebagai bangsa ”supertua” di mana lebih dari 20% populasinya berusia di atas 65 tahun. Hanya 946.060 bayi yang lahir pada 2017. Itu merupakan catatan terendah sejak 1899. Penurunan kelahiran bayi berdampak pada peningkatan kebutuhan untuk perawatan kesehatan dan dana pensiunan. ”Peningkatan kehidupan tanpa seks menjadi penyebab utama penurunan jumlah populasi di Jepang,” kata Kukhee Choo, profesor kajian media di Universitas Sophia di Tokyo, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Beberapa tahun terakhir ini, pemerintahan lokal di Jepang meningkatkan upaya agar pasangan suami istri melakukan hubungan badan dikarenakan penurunan tingkat kesuburan. ”Terdapat agenda nasional yang berpikir bahwa isu tersebut sangat penting,” ujarnya. Apalagi, industri film porno Jepang yang bernilai miliaran dolar, tetapi menurut Choo, diskusi tentang hal porno dan seksualitas masih tabu. ”Seks merupakan yang kotor dan korup di Jepang,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, banyak mahasiswanya tidak terbiasa menggunakan kata ”penis” atau ”vagina” untuk mengekspresikan ketertarikan mengenai seks. Perilaku konservatif tentang seks juga tidak menjadi norma di Jepang. Buktinya, Jepang masih dipermalukan dengan kebiasaan seks bebas dan budak seks pada sejarah Perang Dunia II. Nilai-nilai kebebasan dalam kehidupan seks dari Barat juga tidak berlaku secara masif di Jepang. Namun, nilai kebebasan memang diadopsi pada sebagian warga Jepang.

Baca Juga:

Hadirkan Tarian Erotis di Pernikahan Pengantin Malaysia, Netizen: Ini Nikahan atau Sirkus Sih?

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement