Toko Kelontong
Berdagang memang sudah menjadi pekerjaan Eko, selain warung dawet dia lebih dahulu membuka sebuah toko kelontong di kawasan yang sama.
Perihal pemilihan nama, Eko pun mencetuskannya secara spontan. Dia hanya berusaha mencari nama yang unik dan mudah diingat banyak orang sehingga warungnya gampang melekat di hati banyak pelanggan. “Tercetuslah nama Dawet Nganten ini, sekaligus bisa jadi doa,” imbuh dia.
Sebagai strategi promosi, Eko sempat menempelkan beberapa poster berbahan MMT bertuliskan Dawet Nganten di sepanjang jalan Ngesrep-Ngargorejo.
Hasilnya kini dalam sehari Eko berhasil menjual hingga 100 porsi Dawet. Warung Dawet Nganten buka sejak pagi sekitar pukul 09.30 WIB dan tutup saat semua porsi dawet ludes.
(Martin Bagya Kertiyasa)