GENERASI milenial yang suka menonton wayang sepertinya tak banyak. Hal ini tentu disayangkan, padahal banyak pesan moral yang disampaikan lewat pertunjukan wayang.
Semestinya pertunjukan wayang jadi salah satu jati diri bangsa, terutama terkait budaya. Kalau tidak dilestarikan seumur hidup, pasti terus dilupakan oleh generasi muda.
Karenanya, Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (Sena Wangi) mencoba mendekati generasi milenial supaya cinta wayang. Sebabnya, wayang merupakan satu identitas bangsa yang sejak dulu sudah ada.
BACA JUGA : Supermoon Terjadi Malam Ini, Waktu Paling Pas untuk Detoksifikasi
Sayangnya, dunia pewayangan saat ini menghadapi tantangan besar dalam menjangkau khalayak generasi muda. Perlu strategi penyesuaian agar wayang tetap bisa dinikmati khalayak luas, khususnya generasi milenial.
Antara lain penyesuaian waktu pertunjukkan yang tidak harus digelar semalam suntuk. Wayang bisa digelar dalam waktu singkat, tanpa menghilangkan inti pesan moral yang disampaikan kepada penonton.

Menanggapi minimnya anak muda yang cinta wayang, Pakar dan Pengamat Wayang Dunia Y Soedarko Prawiroyudho mengatakan, peminat wayang Indonesia di tahun 1985 sebanyak 40 juta orang. Kalau sekarang pasti berkurang karena anak milenial kesulitan dalam memahami wayang.
"Anak milenial rasional, kalau dia disuruh nonton wayang semalam enggak tahu. Bahasanya mesti sulit dipahami. Jadi persoalannya bagaimana pagelaran wayang kulit ini disukai anak-anak tapi jangan lama-lama acaranya, karena pasti orang malas lihatnya," ujar Soedarko di sela Press Conference Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia di TMII, Jakarta Timur, Selasa (19/1/2019).
Dijelaskan Soedarko, wayang adalah jati diri dan bentuk gotong royong bangsa. Dengan wayang, kebersamaan antar sesama manusia jadi terus dekat. Wayang juga jadi salah satu simbol bangsa yang harus dimengerti dasar-dasarnya.

Sementara itu, sambung Ketua Umum Sena Wangi Suparmin Sunjoyo, dalam Keppres No 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional, ditegaskan bahwa pergelaran wayang harus berkualitas. Pastinya, pentas wayang yang bermutu hanya bisa ditampilkan oleh para dalang yang mumpuni.
"Karena di tangan mereka wayang bisa menjadi tontonan yang menarik dan menyampaikan pesan tuntunan hidup yang tersusun rapi," imbuh Suparmin.
Apalagi pelaku pewayangan Tanah Air sudah berusaha menetapkan Hari Wayang Nasional (HWN). Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2018 lalu menyebut bahwa HWN diperingati setiap 7 November.
BACA JUGA : Lebih Baik Putusin Saja, Ini 9 Tanda si Dia Tak Pantas Dipertahankan!
Penetapan tersebut disambut gembira sebagai momentum pengembangan seni wayang. Apalagi di tengah derasnya berbagai produk kebudayaan yang masuk dari luar.
"Kita ingin wayang bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hari besar pewayangan itu bisa menjadi momentum pengembangan pewayangan," pungkas Suparmin.
(Dinno Baskoro)