
Menanggapi minimnya anak muda yang cinta wayang, Pakar dan Pengamat Wayang Dunia Y Soedarko Prawiroyudho mengatakan, peminat wayang Indonesia di tahun 1985 sebanyak 40 juta orang. Kalau sekarang pasti berkurang karena anak milenial kesulitan dalam memahami wayang.
"Anak milenial rasional, kalau dia disuruh nonton wayang semalam enggak tahu. Bahasanya mesti sulit dipahami. Jadi persoalannya bagaimana pagelaran wayang kulit ini disukai anak-anak tapi jangan lama-lama acaranya, karena pasti orang malas lihatnya," ujar Soedarko di sela Press Conference Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia di TMII, Jakarta Timur, Selasa (19/1/2019).
Dijelaskan Soedarko, wayang adalah jati diri dan bentuk gotong royong bangsa. Dengan wayang, kebersamaan antar sesama manusia jadi terus dekat. Wayang juga jadi salah satu simbol bangsa yang harus dimengerti dasar-dasarnya.

Sementara itu, sambung Ketua Umum Sena Wangi Suparmin Sunjoyo, dalam Keppres No 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional, ditegaskan bahwa pergelaran wayang harus berkualitas. Pastinya, pentas wayang yang bermutu hanya bisa ditampilkan oleh para dalang yang mumpuni.