"Ternyata, para pasien lebih menyukai obat suntikan jenis ini karena jangka waktunya lebih lama yakni selama 3 bulan sekali dengan efek samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat suntik yang digunakan sebelumnya", kata dr Ichwanul, salah satu pembicara yang hadir dalam acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ir Dwi Listyawardani selaku Deputy Keluarga Berencana dan dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, memberikan apresiasinya terhadap hasil penelitian ini.
"Metode suntikan dengan masa ulangan dua dan tiga bulan sekali ini sangat aman dan nyaman mengulang suntikan tersebut, dengan ini diharapkan peserta KB punya banyak pilihan dengan sesuai dengan kenyamanan yang dirasakannya," ujar Dwi Listyawardani.
Dwi Listyawardhani juga mengatakan bahwa, jumlah pengguna metode suntik di Indonesia jumlahnya mencapai 50 persen dari seluruh peserta aktif sebanyak 26 juta pasangan dan sisanya mereka yang menggunakan IUD, implant dan pil.