Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Melihat dari Dekat Proses Pembuatan Gula Aren di Bukit Hitam Bengkulu

Demon Fajri , Jurnalis-Rabu, 23 Januari 2019 |16:16 WIB
Melihat dari Dekat Proses Pembuatan Gula Aren di Bukit Hitam Bengkulu
Proses pembuatan gula aren di Bukit Hitam Bengkulu (Foto: Demon Fajri/Okezone)
A
A
A

Batu Ampar, salah satu desa di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan taman wisata alam (TWA) Bukit Kaba, ini bukan hanya menyimpan potensi wisata nan indah. Wilayah ini menjadi salah satu penghasil gula merah atau gula aren.

Di desa yang dihuni 181 kepala keluarga (KK) ini, warganya mampu menghasilkan gula aren 50 hingga 100 kilogram (kg) per hari. Tidak kurang dari ribuan pohon aren tumbuh subur di daerah yang berbatasan langsung dengan Bukit Hitam tersebut.

Gula aren diolah masyarakat setempat masih secara tradisional yang diperoleh secara turun menurun. Seperti halnya yang dilakoni Sopiyanto (46). Bapak dari dua orang anak ini sudah menjadi pengrajin gula aren selama 12 tahun. Per hari, suami dari Sukmawati ini mampu menghasilkan gula merah sebanyak 6 kilogram.

 Baca Juga: Dibanderol Rp1,7 Juta per Porsi, Panen Lucifer Finger's Taruhannya Nyawa

Hari itu, Selasa 22 Januari 2018, cuaca di Kabupaten Kepahiang cerah berawan. Begitu juga dengan di desa Batu Ampar Kecamatan Merigi. Sinar mentari yang terik tidak membuat masyarakat daerah yang di impin kepala kepala desa Harwan Iskandar, untuk berhenti beraktivitas.

Sopiyanto, misalnya. Pria kelahiran 1972 itu sedang santai di pondoknya. Di perbatasan TWA Bukit Kaba, berjarak kira-kira 2 kilometer (KM), di bawah kaki Bukit Hitam, suami dari Sukmawati itu sedang menunggu adonan air nira dalam kawah (dalam bahasa rejang) yang dimasak di atas api menggunakan tungku, depan pondoknya.

Sebelum adonan air nira dimasak, Sopiyanto, musti menjalankan proses cukup panjang. Pria kelahiran 46 tahun silam ini memiliki pohon aren 12 batang. Pohon itu ditanam di areal perkebunan miliknya, sejak 8 tahun hingga 10 tahun lalu. Saat ini pohon aren miliknya sudah bisa diolah menjadi gula merah.

 Baca Juga: Aldira Chena Ternyata Doyan Kulineran, Beruntung Berat Badannya Cuma 46 kg!

Pohon aren berusia 8 hingga 10 tahun yang ditanam Sopiyanto berjenis aren gajah. Di mana aren jenis ini memiliki kelebihan, pohon berukuran lebih tinggi dan menghasilkan air lebih lebih banyak dari pohon aren jenis bangkul. Aren jenis bangkul, pohonnya lebih pendek dari jenis gajah dan tidak terlalu banyak mengandung air.

"Pohon aren saya ada 12 batang. Pohon yang sudah bisa diolah menjadi air nira untuk dijadikan gula merah adalah pohon aren yang berusia 8 hingga 10 tahun," kata Sopiyanto kepada Okezone ketika ditemui di pondok-nya di perbatasan TWA Bukit Kaba, kaki Bukit Hitam.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement