“Namun sebelum seorang ibu itu pergi, temannya yang tenggelam itu berpesan, jika air terjun itu menderuh pada malam hari itu tertanda penyakit, tapi jika menderuh sungai tengah malam pertanda ada musuh yang akan datang menyerang mereka. Tapi jika air terjun itu menderuh pada fajar itu tandanya musim buah akan datang,” ujarnya.
Sesampai di kampungnya perempuang itu mengabarkan kepada suami yang malang tersebut, namun setelah mereka kembali ke lokasi air terjun itu. Perempuan malang tersebut sudah berubah menjadi batu yang bersujud di lubuk air terjun tersebut. “Suaminya pasrah karena beberapa kali menyelam mereka tidak bisa sampai ke dasar sungai tersebut,” ulas Walter.
Kalau dari atas nampak jelas batu berupa wujud perempuan tersebut, meski jelas tapi tidak seorangpun yang sampai di dasarnya.
(Santi Andriani)