Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Konsumsi Telur Pecah Sama Saja seperti Makan Ayam Tiren, Ini Penjelasan Dinkes

Hambali , Jurnalis-Rabu, 25 Juli 2018 |13:41 WIB
Konsumsi Telur Pecah Sama Saja seperti Makan Ayam Tiren, Ini Penjelasan Dinkes
Telur pecah (Foto: Newshub)
A
A
A

MASYARAKAT luas kini beralih mengonsumsi telur pecah karena harganya yang lebih murah. Meskipun belum ada penelitian secara medis, dalam telur yang retak dan pecah itu terdapat bakteri Salmonella yang mengancam kesehatan.

Bakteri tersebut bisa dengan mudah masuk ke dalam bagian telur melalui retakan di dinding telur. Jika telur pecah dikonsumsi, maka dapat mengakibatkan keracunan makanan yang ditandai dengan beberapa gejala seperti mual, sakit perut, diare, sakit kepala, demam, panas dingin bahkan bisa berujung pada penyakit typus.

 BACA JUGA:

Gemar Makan Ikan Laut, Ini 7 Kebaikan yang Bakal Kamu Dapat

"Retakan atau pecahan itu bisa memudahkan bakteri masuk, paling lama kondisinya 3 jam sejak telur itu retak, selanjutnya tak layak dikonsumsi. Kedua, soal kemasan saat dari pertama diambil dari kandang kemudian dikirim ke tujuannya, kan namanya telur memang nggak pernah dicuci jadi langsung dijual, itu yang buat tidak higienis kalau telurnya ada pecahan," imbuh Tulus Muladiyono, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (25/7/2018)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement