Hiu paus ini biasa berenang di kedalaman 20 meter dan kerap muncul ke permukaan untuk mencari makan. Selain itu, tidak ada trik khusus yang diterapkan untuk memberi makan hewan ini.
Staff Dinas Pariwisata Gorontalo, Fahmi Iksan, menuturkan sejarah adanya tempat wisata ini karena sebuah tempat pengolahan ikan yang sering membuang makanan sisa ke lautan. Aktivitas tersebut rupanya memancing sekawanan hiu paus untuk mendatangi lokasi tersebut.
“Awal tempat ini berdiri ketika ada sebuah perusahaan pengolahan ikan beku yang membuang limbah produksinya ke lautan. Warga sekitar yang protes akhirnya menutup tempat tersebut. Namun limbah sampah tersebut berhasil mengundang para hiu paus yang menjadi sumber rejeki bagi para masyarakat,” tutur Fahmi, sebagaimana diwartakan Okezone, Kamis (19/7/2018).
“Untuk saat ini pengelolaan hiu paus dikelola oleh masyarakat. Kami mengajarkan bagaimana cara menghadapi tamu, cara mengelola kebersihan dan mengelola hiu paus,” lanjutnya.

(Santi Andriani)