Menurut dr. Dedy, alkohol itu mempunyai sifat antimikroba sebelum dia menguap. Nah, ketika Anda mengaplikasikan alkohol di luka, di sana terjadi proses penguapan antimikroba dan ini yang kemudian membuat efektivitas alkohol sebagai penyembuh kurang ampuh.
"Dengan sifat yang mudah menguap, alkohol kurang disarankan untuk mengobati. Penggunaan Alkohol sebetulnya baik untuk pembersihan kotoran yang ada di sekitar luka atau berada di atas luka itu sendiri," papar dr. Dedy saat diwawancarai di Plataran Menteng Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018),
Dengan kata lain, alkohol itu tidak cukup baik untuk mengobati luka, bagaimana pun kondisinya. Cairan tersebut, sambung dr. Dedy, lebih tepatnya dijadikan cairan desinfektan yang mana fungsinya adalah menetralisasi kulit. Makanya, pemberian alkohol biasanya dilakukan sebelum melakukan tindakan medis. Ini sebetulnya berkaitan dengan meminimalisir paparan kuman di titik yang ingin diobati. Alkohol tidak sampai memiliki fungsi mengobati luka.
