3. Danau Tolire Besar
Puas berenang, menari bersama ikan, dan menikmati cahaya mentari beserta langit senjanya, hati pun tergerak untuk singgah sejenak di danau yang punya seribu mitos, Danau Tolire.
Danau yang berada di kaki Gunung Gamalama ini konon memiliki mitos, sekuat apapun Anda melempar batu ke arah danau, maka batu tersebut justru menukik dan tidak tampak riaknya di air danau. Benar saja! Setelah Okezone mencobanya, batu pun sama sekali tidak sampai di air danau, entah jatuh kemana.
Menurut warga setempat yang membuka warung jajanan di sekitar danau, ada dua ekor buaya yang menunggu dan hidup di Danau Tolire. Selain itu, mitos lainnya yang juga masih diwariskan oleh para orangtua pada anak-anaknya, juga wisatawan, yaitu dahulu konon ada seseorang ayah dan anak yang berzina, kemudian diusir dari kampung yang berada di kaki Gunung Gamalama.
Yang Maha Kuasa murka, maka datanglah bencana alam gempa, yang menurut warga sekitar adalah hukuman bagi keduanya, tapi warga sekampung menerima akibatnya.
Danau Tolire Besar dianggap sebagai sang ayah, sementara Danau Tolire kecil adalah putrinya. Sedangkan buaya yang menunggu danau merupakan warga kampung.
Datanglah ke Danau Tolire Besar ketika langit sudah senja dan matahari hampir tenggelam. Sebab, pemandangan akan semakin menghipnotis. Suasana begitu teduh, angin bertiup pelan, dan pepohonan melambai bagai menari tertiup angin sore.
Namun, setelah dari Danau Tolire berhati-hatilah di perjalanan, sebab jalan tidak dilengkapi dengan penerangan, rawan longsor, dan jalan berkelok cukup curam. Sebaiknya, serahkan mobil untuk dikendarai sopir yang sudah menguasai jalur.
(Ahmad Luthfi)