STRES berlebihan dapat berlanjut menjadi depresi bila tidak dikelola dengan baik. Depresi tentunya dapat berimbas negatif pada kesehatan mental seseorang. Pada Jen, depresi membuatnya melampiaskan penghiburan pada makanan.
Perempuan berusia 26 tahun itu diketahui mengalami depresi ketika usianya masih belia yaitu 18 tahun. Untuk mengendalikan emosinya, ia banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat. "Saya pikir makanan adalah kecanduan besar. Saya banyak konsumsi makanan cepat saji serta makanan takeaway. Selain itu saya kekurangan buah, sayuran, dan protein," ungkap Jen seperti yang dikutip dari Independent, Sabtu (24/2/2018).
BACA JUGA:
Kebiasaan makan Jen yang tak terkontrol kala dirinya merasa depresi membuat berat badannya hampir mencapai 140 kg di usia 24 tahun. "Perlu waktu beberapa tahun di mana saya menyadari bahwa kebiasaan itu membuat tubuh saya mengalami banyak tekanan. Sulit memang untuk menghilangkan perasaan emosi sehingga sehingga saya merusak tubuh saya sendiri," tambahnya.
Kelebihan berat badan membuat tubuh Jen memiliki banyak stretch mark. Dalam upaya membuat dirinya tetap merasa positif terhadap bentuk tubuhnya, Jen memutuskan untuk membuat tato demi menyamarkan tanda peregangan. Ia meminta bantuan Poppy Segger seorang seniman tato yang telah membantu banyak orang untuk membuat tato yang menutupi stretch mark, self-harm, dan bekas luka.