HINGGA saat ini perdebatan menggunakan bulu hewan dalam produk fesyen masih menjadi perdebatan. Sebagaimana diketahui, ada bulu yang berasal dari hewan yang terancam punah.
Baru-baru ini, desainer kondang Tom Ford mengutarakan pandangannya terhadap penggunaan bulu (fur) pada busananya. Melansir Independent, Sabtu (10/2/2018), sejak memutuskan menjadi seorang vegan, Tom telah mengevaluasi penggunaan bulu terhadap busana yang dirancangnya.
“Keputusan saya untuk mengikuti pola makan nabati sekira setahun lalu telah memengaruhi pilihan kreatif saya sebagai pendiri brand busana,” tuturnya.
(Baca Juga: Referensi Tampil Cantik di Imlek dengan Koleksi Mix Culture Oriental)
Alasan Tom menjadi vegan dilatarbelakangi pengamatannya saat produksi hewani meningkat. Hal itu membuatnya merasa tidak perlu memakan daging dari segi kesehatan. Dirinya sendiri menggunakan bulu hewan untuk mode pakaiannya, walaupun kini ia lebih cenderung memilih menggunakan bulu palsu.
"Saya sudah mulai menggunakan lebih banyak bulu palsu, tapi belum siap untuk mengatakan bahwa saya telah bebas dari fur. Namun sekarang, bagaimanapun saya telah membatasi penggunaan bulu dalam koleksi dan tidak mengonsumsi daging," tambah Tom.
Dijelaskan oleh Tom menggunakan bulu palsu pun bukan pilihan baik. Pasalnya bulu palsu bisa berdampak negatif dan mencemari lingkungan.
(Baca Juga: Berlian Putih Terlangka di Dunia Dijual di London, Tertarik?)
"Orang menganggap bulu palsu sebagai barang sekali pakai. Mereka membelinya, memakainya beberapa musim, kemudian membuangnya. Padahal bulu itu tidak terurai dan karena itu hasil dari minyak bumi maka sangat beracun," terangnya.
Mengenai penggunaan bulu dalam produk fesyen, Tom pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan. Seorang perempuan pernah menyiram tubuh dan wajahnya dengan jus tomat. Tom menyadari orang memiliki pandangan berbeda tentang penggunaan bulu.
Ia tidak marah dengan kejadian itu namun merasa hal tersebut adalah kejadian paling kejam dan menakutkan. Dirinya berharap agar orang-orang lebih memiliki pandangan terbuka dan menerima perbedaan pendapat.
(Utami Evi Riyani)