Bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi, Manado, Suzuki sudah membawa 50 MinION untuk diuji coba di Sulawesi Utara.
Salah satunya oleh Josef Tuda, seorang dokter parasitologi klinis di Rumah Sakit Budi Mulia, Bitung, yang terletak sekira 40 kilometer dari Manado. Bitung juga merupakan daerah endemis malaria.
Josef sedang menangani Anto, seorang pasien malaria yang baru pulang dari Papua. Anto yang sudah beberapa kali menderita malaria, kembali terinfeksi plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles itu. "Saya sudah membeli obat (anti-malaria) merk Suldox, di warung, tapi saya masih menggigil, dinginnya sampai ke tulang," keluhnya kepada Dokter Josef.
Josef curiga, penyakit malaria yang diderita Anto, sudah resisten terhadap obat merk Suldox. Menurutnya pada kondisi seperti yang dialami Anto inilah MinION menjadi sangat diperlukan. "Banyak obat malaria yang bebas dijual di warung, misalnya di Papua, tempat pasien baru datang. Bebas dijual dan penggunaan obat tanpa pengawasan dokter ini bisa mempercepat resistensi pada obat."
Menurutnya MinION, dengan lebih cepat dapat mengetahui mutasi malaria yang dialami pasien dan resistensinya terhadap obat, "sehingga dokter bisa langsung mengganti rezimen pengobatan malaria pasien, dengan obat lain."
Selain Josef, Suzuki juga sudah melatih sejumlah dokter dan calon dokter lainnya di Sulawesi Utara, agar bisa menggunakan MinION. Setelah masa uji coba selesai, MinION diharapkan bisa dibawa ke berbagai daerah terpencil endemis malaria di propinsi itu, termasuk ke Tombatu.
(Muhammad Saifullah )