Suzuki menegaskan sekuensing DNA menggunakan MinION, yang dibuat oleh peneliti dari Oxford, Inggris tersebut, "paling tepat digunakan di Indonesia".
Pasalnya alat ini hanya seukuran genggaman tangan dan bisa dibawa-bawa ke berbagai daerah. "Sementara alat sekuensing jenis yang lama itu seukuran 'mesin cuci' dan tidak portable."
Memperoleh sekuen DNA dengan MinION, juga lebih cepat. Jika alat sebelumnya, yang "hanya terfokus di Pulau Jawa", memberikan hasil sekuens dalam lima hari. MinION bisa hanya dalam lima jam: DNA dari tubuh pasien dimasukkan ke dalam MinION, kemudian diolah lewat laptop.
"Karena pasien biasanya tidak bisa menunggu. Terutama jika mereka terinfeksi patogen berbahaya, penyakit menular," lanjut profesor di bidang genetika tersebut.
(Baca Juga: Kenali Gejala Malaria & Penanganannya)
Selain itu, MinION disebut Suzuki juga jauh lebih ekonomis. Satu unitnya dijual seharga USD1.000 atau sekira Rp13 juta. Sementara alat lama memiliki harga fantastis, USD1 juta atau sekira Rp13 miliar.
Meskipun begitu, Suzuki mengakui bahwa harga MinION masih "mahal bagi Indonesia". Menurutnya, perusahaan pembuat MinION di Inggris "sedang mengupayakan agar alat untuk melakukan sekuens itu bisa 10 kali lebih murah."