Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Museum Choco-story, Mengenal Cokelat Belgia Lebih Dalam dengan Cara Unik

Dada Sathilla , Jurnalis-Minggu, 14 Januari 2018 |14:24 WIB
Museum Choco-story, Mengenal Cokelat Belgia Lebih Dalam dengan Cara Unik
Museum cokelat di Belgia (Foto:Dada)
A
A
A

SALAH satu produk buatan Belgia yang mendunia adalah cokelat. Kalau mengunjungi Belgia pun pasti menemukan toko cokelat dimana-mana. Apa sih yang membuat cokelat Belgia begitu digemari?. Jawabannya ada di Choco-story, sebuah museum unik di kota Bruges yang memaparkan seluk beluk cokelat sekaligus tempat icip-icip berbagai jenis cokelat.

Berada di Jalan Wijnzakstraat 2, Bruges, Belgia, Choco-story selalu menarik kunjungan para penggemar cokelat. Dengan membayar tiket masuk sebesar 8 Euro atau sekitar Rp131.000 setiap pengunjung bisa mengenal sejarah cokelat dan keunggulan cokelat Belgia. Asyiknya lagi, disetiap lantai disediakan cokelat yang gratis dicicipi setiap pengunjung.

BACA JUGA:

Prancis akan Masukkan Roti Baguette Jadi Warisan Budaya

Museum cokelat yang terdiri dari 3 lantai ini menceritakan awal mula cokelat ditemukan, yaitu sekitar 600 SM oleh suku Maya dan Aztec di Amerika Tengah. Mereka menganggap minuman cokelat sebagai minuman dari Tuhan. Penjelajah Spanyol yang bernama Hernan Cortes pun menemukan minuman cokelat saat melakukan perjalanan ke Benua Amerika. Ia lalu memperkenalkannya di Spanyol. Segera minuman cokelat menjadi primadona keluarga kerajaan di Spanyol, Prancis dan Inggris.

Di lantai kedua dipamerkan bahan dan alat pembuat cokelat seperti pohon dan biji cokelat, alat pembuatan cokelat dari masa sebelum revolusi industri hingga masa modern. Serunya lagi di lantai 2 juga dipamerkan bermacam cokelat mulai dari cokelat batangan, lembaran, pralines hingga permen. Makin seru lagi karena bebas mencicip.

 BACA JUGA:

Jangan Ngaku Pencinta Hewan Kalau Belum Kunjungi 6 Kafe Ini

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement