Kelainan langka tersebut bernama sindrom Marfan. Jadi, penyakit ini menyebabkan masalah jantung atau paru yang mengancam nyawa. Semua orang yang menderita masalah ini mesti menghindari semua permainan kontak fisik. Terlebih Lauren yang masih muda, dia bahkan dilarang untuk melakukan olahraga apapun dan meminta pihak sekolah untuk menjaganya dengan cukup ketat.
Pasalnya, di sekolah Lauren, dia mendapat tekanan bullying dari teman-temannya yang mengaggap Lauren cacat. Dan tidak menutup kemungkinan ada teman Lauren yang secara tidak sengaja mendorong dirinya sampai jatuh dan kalau itu terjadi, nyawa Lauren dipertaruhkan. Bahkan, tamparan kecil di tubuh Lauren saja sudah bisa berisiko kematian.
Hal ini terjadi karena katup di dalam hatinya bisa melebar dan darah bisa bergerak dengan cara yang salah melalui jantungnya dan itu bisa langsung membunuhnya. Seperti kasus bibinya yang meninggal di usia 15 tahun karena dia tergelincir di koridor sekolah dan saat itu juga bibinya wafat di tempat.
Tak hanya penyebaran darah yang abnormal, sindrom Marfan ini juga bisa berisiko pada paru-paru yang rentan. “Hal ini yang selalu menghantui saya setiap hari. Lauren mengalami nasib yang sama dengan saya, bibi, dan neneknya,” sesal Cath.