Dahulu menurut Al Buchari, Kampung Jawa membentang luas dari kompleks rumah dinas gubernuran sekarang, di Kelurahan Bumi beringin sampai ke Pondol. Kampung Jawa merupakan tempat tinggal dari pengikut Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan para abdi dalem keraton
"Ayah saya KH Abdurahman Albuchari dulu sering ambil blasting (iuran) kepada mereka penghuni Kampung Jawa, perbulannya 1 quart, setara 25 sen," lanjut Albuchari yang selama 20 tahun menjadi juru kunci makam.
Sekarang tinggal sedikit warga Jawa pengikut Kanjeng Ratu Sekar Kedaton yang tersisa di kompleks rumah dinas gubernuran tersebut. "Dari semua tinggal satu saja abdi dalem keraton yang masih hidup, ayah dari Yasti Soepredjo, Bupati Bolaang Mongondow sekarang, yang lainnya sudah meninggal," lanjut Albuchari.
Awalnya kompleks pemakaman terbagi tiga, yakni untuk etnis Borgo, Cina dan Belanda. Pekuburan Cina dan Belanda sudah tidak ada lagi karena dibongkar dan dibangun Persekolahan Kristen Eben Haezar.
"Pekuburan Borgo tidak dibongkar karena ada makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton disitu, kalau kubur Belanda habis, kubur Cina juga habis," tambah Albuchari.
Kini, setelah 20 tahun lamanya, Albuchari tidak lagi menjadi juru kunci makam, tugasnya diambil alih oleh Sukardi Soepredjo, ayah dari Yasti Soepredjo yang merupakan mantan abdi dalem keraton.
(Muhammad Saifullah )