Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Catat, Tak Ada Makanan Tertentu yang Sebabkan Usus Buntu, Termasuk Seblak!

Tiara Putri , Jurnalis-Rabu, 11 Oktober 2017 |17:12 WIB
Catat, Tak Ada Makanan Tertentu yang Sebabkan Usus Buntu, Termasuk Seblak!
Ilustrasi (Foto: Arbaresto)
A
A
A

BEBERAPA hari terakhir, masyarakat sedang heboh membicarakan postingan seorang ibu di akun Facebooknya. Dalam postingannya, ibu yang bernama Desy Puspita Yulida itu mengatakan anaknya terkena penyakit usus buntu karena mengonsumsi seblak yang kerupuknya kenyal. Sontak saja postingan ini menuai banyak reaksi. Seperti yang diketahui, seblak merupakan makanan favorit banyak orang terutama masyarakat yang berasal dari Bandung. Lantas apakah hal ini benar adanya?

(Baca Juga: Terungkap! Misteri di Balik Bau Menyengat dan Rasa Durian yang Tajam)

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP hal itu tidaklah benar. “Kalau memang berita itu benar, maka yang makan seblak harusnya sakit semua (terkena usus buntu). Ini sebuah kasus yang hanya kebetulan saja. Kebetulan anak tersebut mengonsumsi seblak dan di saat yang bersamaan memang kondisinya sudah mengalami infeksi usus buntu,” ungkap dr Ari saat dihubungi Okezone melalui sambungan telepon, Rabu (11/10/2017).

(Baca Juga: Mantap! Raja dan Ratu Belgia Kagumi Artefak Kuno Indonesia)

Dr Ari mengatakan, jika dilihat dari kondisi sang anak yang sel darah putihnya tinggi, maka sudah ada infeksi akut pada ususnya yang kemudian menyebabkan usus buntu. “Pada prinsipnya tidak ada makanan tertentu yang bisa menyebabkan usus buntu. Termasuk makanan pedas yang seringkali dianggap menjadi penyebabnya. Usus buntu terjadi dari proses infeksi yang cukup lama. Usus buntu itu bentuknya seperti kantong. Jika kantong tersebut tertutup atau tersumbat maka bisa menimbulkan peradangan akut. Penyebabnya bisa apa saja seperti makanan yang tidak higienis dan kotoran yang ada dalam tubuh,” jelas dr Ari.

(Baca Juga: VIRAL! Video Efek Retak Jembatan Kaca di China Menuai Reaksi Keras dari Masyarakat)

Lebih lanjut dijelaskan oleh dr Ari hal yang harus diperhatikan adalah cara mengonsumsi makanan itu sendiri. Apabila makanan asal ditelan, maka tidak bagus untuk pencernaan. Tekstur seblak yang lembek memang terkadang membuat orang langsung menelannya tanpa mengunyah.

“Walaupun sebenarnya kandungan makanan akan hancur saat dicerna di lambung. Sebab makanan juga mendapatkan proses pencernaan dari asam lambung yang rendah,” tambahnya.

Faktor higienitas makanan juga bisa berpengaruh terhadap usus buntu. Makanan yang terkontaminasi kuman, menggunakan pengawet beracun seperti formalin, dan mengandung zat berwarna berbahaya bisa menyebabkan infeksi apalagi jika daya tahan tubuhnya sedang menurun. Pada rentang usia produktif, infeksi usus buntu lebih rawan terjadi karena masih suka mengonsumsi makanan yang bermacam-macam.

Untuk mencegah terjadinya usus buntu, dr Ari menyarankan selalu menerapkan daya tahan tubuh. “Peduli juga terhadap daya tahan tubuhnya. Makan teratur, rajin olahraga, dan istirahat yang cukup,” tutup dr Ari yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement