Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Raja-Raja Zaman Dulu Juga Minum Obat Kuat Loh

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 20 Juni 2017 |01:02 WIB
Raja-Raja Zaman Dulu Juga Minum Obat Kuat <i>Loh</i>
Ilustrasi (Foto: Thehealthsite)
A
A
A

BUKAN rahasia umum lagi bila raja-raja di zaman dulu memiliki istri lebih dari satu. Kebanyakan dari para raja setidaknya memiliki empat istri utama. Eits, itu belum termasuk selir! Kekuatan fisik sang raja tentunya menjadi modal utama merengkuh kenikmatan duniawi itu. Obat kuat pun diminum!

Sejak zaman dulu, obat kuat sudah banyak dimanfaatkan pria-pria yang ingin greng lebih lama. Di Indonesia, obat kuat herbal yang berguna untuk membuat permainan bertahan lama itu adalah purwaceng. Dataran tinggi Dieng, Wonosobo, adalah surga dari tanaman herbal tersebut.

Di Wonosobo, diketahui banyak peninggalan candi-candi dari era kerajaan Hindu lalu. Itu menandakan adanya kerajaan besar yang bersemayam di dataran tersebut. Nah, para raja sampai orang-orang biasa konon wajib menggunakan purwaceng. Mereka menggunakan purwaceng sebagai obat kuat herbal.

Seorang raja mungkin biasa dengan hal punya banyak istri. Alasan perkawinan para raja sering kali karena alasan politis. Tidak melulu karena masalah pemuas hasrat seksual saja. Menurut Otto Sukatno dalam Buku Sex Para Pangeran (2002), setelah peperangan selesai, biasanya raja pemenang akan mengawini anak perempuan dari raja atau penguasa yang kalah. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penjinakan politik lawan.

Perkawinan juga dilakukan sebagai upaya untuk menjaga dan membangun kekuasaan. Semakin banyak anak perempuan bangsawan yang dikawini, maka kedudukan seorang raja akan semakin kuat. Begitu juga dengan semakin banyak istri yang dimilik raja. Itu menandakan sang raja adalah pria perkasa. Dari situ, terungkap bahwa obat kuat sangat diperlukan raja dan bangsawan. Termasuk purwaceng maupun jamu-jamuan lain yang akan membuat raja semakin perkasa.

Salah satu tokoh besar di Indonesia, Pangeran Diponegoro misalnya. Diketahui, dia memiliki istri lebih dari satu. Bila merujuk ke agama yang dianut yaitu Islam, dijelaskan juga di sana bahwa seorang pria maksimal boleh memiliki empat istri.

Sementara itu, bila Anda menengok ke kerajaan Surakarta, Sunan Pakubuwono X, yang bertahta sejak 1893 hingga 1939, ternyata memiliki 45 istri. Dari 45 istri tersebut, dia mendapatkan 68 anak. Sebagai suami yang adil, dia tentunya harus menafkahi semua istrinya tanpa kecuali. Pun juga urusan nafkah batin. Semuanya harus dapat jatah yang sama.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement