"Pemeriksaan ulang yang kami lakukan, satu positif meninggal karena leptospirosis. Sedang sisanya dinyatakan suspect dan meninggal karena penyakit lain," jelasnya.
Pramudi menambahkan, mayoritas penderita leptospirosis merupakan petani. Menurutnya, penularan bakteri leptospirosis melalui genangan air di area persawahan dan masuk ke tubuh melalui luka atau lecet kulit, selaput di dalam mulut, hidung, dan mata.
Pihaknya meminta agar perilaku hidup sehat diterapkan, termasuk petani yang notabene berkecimpung di area persawahan yang kotor dan becek. Perilaku hidup sehat termasuk mencuci dengan air bersih usai di area persawahan.
"Tak hanya dengan air bersih, sebaiknya mencuci bagian badan, baik kaki dan tangan dengan sabun agar bakteri bisa hilang. Polah hidup bersih dan sehat ini sangat penting," katanya.
Menilik data sebelumnya, hingga akhir tahun 2016 lalu tercatat ada 73 penderita leptospirosis ini. Ironisnya, 4 nyawa warga tidak tertolong. Sementara tahun 2015, tercatat ada 87 penderita dan lima di antaranya meninggal.
(Helmi Ade Saputra)