KARYA sembilan orang desainer busana muslim memeriahkan hari ketiga Surabaya Fashion Parade pada, Jumat, 5 Mei 2017 di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur. Masing-masing desainer merepresentasikan interpretasi busana muslim yang bisa menjadi pilihan berbusana serta tren di tahun ini.
Beberapa di antaranya adalah Alphiana Chandrajani, Sad Indah Ambarwati, Saffana, dan Tufiana. Lantas, seperti apa presentasi busana yang ditampilkan?
Alphiana Chandrajani, misalnya, menampilkan busana muslim berpotongan A line, lurus, hingga model two pieces. Terinspirasi dari ruang tata letak, desainer yang juga merupakan anggota Indonesian Fashion Chamber ini menerjemahkannya ke dalam deretan busana berwarna abu, hitam, dan peach.
Warna hitam dan abu juga muncul sebagai aksen garis pada busana. Tampilan ini cocok dikenakan oleh para wanita muslimah yang ingin tampil simple namun terlihat anggun.
Berbeda dengan Alphiana, desainer Sad Indah Ambarwati menghadirkan warna earthy dan netral, seperti hijau, hitam, dan abu. Indah, begitu ia akrab disapa, menggunakan kain lurik dari Yogyakarta, tenun troso, dan katun sebagai material utamanya. Aksen kancing pada busana yang dirangkai bertujuan untuk mempermanis tampilan busana.
Ada pula label mode Saffana yang menghadirkan busana muslim yang menggabungkan sisi maskulin dan feminin melalui penggunaan outerwear. Gaya feminin juga diperlihatkan dari aksen bunga moraea yang menjadi inspirasinya. Bunga moraea sendiri merupakan salah satu jenis bunga yang tumbuh di Afrika.
Tufiana, menampilkan ragam busana muslim syar'i melalui penggunaan warna peach, soft pink, dan pink terang. Untuk mempercantik tampilan, Tufiana memberikan aksen layering, ruffle, dan bordir berwarna silver.
(Santi Andriani)