Ibu dari delapan anak ini terbuka dengan siapapun yang datang ke kliniknya dan menganjurkan untuk melahirkan alami. Dulu, wanita 61 tahun ini menerapkan proses persalinan water birth. Dia menceritakan, proses bersalin di dalam air ini lebih nyaman bagi ibu melahirkan.
Tapi sayangnya, proses water birth tidak dilanjutkan karena dilarang pemerintah. Ibu Robin merasa sedih dengan kejadian ini. Padahal berdasarkan studi, proses water birth tidak berisiko bagi rahim ibu dan janin.
"Masa depan water birth sebenarnya sangat direkomendasi, daripada persalinan epidural atau caesar. Tapi sekarang saya ikhlas, tapi saya ingin lanjutkan water birth itu. Menurut penelitian proses ini aman," tambahnya.
Karenanya, Ibu Robin sangat prihatin dengan wanita yang kini sulit mendapatkan akses melahirkan secara normal dan nyaman. Banyak wanita merasa khawatir saat menjalani proses persalinan normal.
Ketika melahirkan di rumah sakit, para wanita banyak yang mengeluh tidak nyaman. Seharusnya hal ini tidak terjadi, karena wanita sangat butuh dukungan besar dari orang-orang terdekat di kala melahirkan bayi, yang harus mengeluarkan tenaga ekstra.
Melihat fakta itu, Ibu Robin yang sudah tinggal di Bali selama 25 tahun ini pun rela membantu proses ibu bersalin secara gentle birth. Dia bahkan tak meminta biaya mutlak untuk melahirkan kepada wanita asli Indonesia di kliniknya.
"Di Indonesia banyak sekali wanita melahirkan caesar. Saya sarankan lebih baik untuk melahirkan secara alami. Karena manusia diciptakan Tuhan penuh cinta untuk bisa melahirkan normal. Mengingat proses melahirkan caesar bisa memicu efek samping," bebernya.