 
                LANGIT di hari Sabtu itu tidak seperti hari sebelumnya. Awan kelabu sama sekali tidak memberi celah sinar matahari untuk masuk, sehingga kekhawatiran akan turunnya hujan muncul. Pada hari itu, kami 13 orang hendak berangkat dari Jakarta menuju Tebing Parang di Purwakarta.
Dari Jakarta, kami bertolak dari Consina Outdoor Services di Jakarta Selatan dengan mini bus sebelum pukul 07.00. Rasa penasaran untuk mendaki via ferrata di Tebing Gunung Parang adalah yang membuat kami rela menyisakan waktu sehari di akhir pekan, 18 Februari 2017 kemarin.
Gunung Parang dikenal sebagai lokasi panjat tebing terbaik di Jawa Barat. Gunung berdinding batu dengan ketinggian lebih dari 900 mdpl tersebut cocok untuk aktivitas panjat tebing dan membuatnya sebagai lokasi panjat tebing tertinggi kedua di Asia.
Meski awalnya digangdrungi oleh profesional pemanjat tebing, gunung tersebut telah menjadi gunung pertama di Indonesia yang dipasangi jalur besi atau yang disebut via ferrata dalam bahasa Italia. Ini kemudian membuat Tebing Parang bisa dipanjar oleh pemanjat amatir.
Setelah berkendara lebih dari tiga jam, rombongan kami sampai di basecamp Parang via Ferrata, salah satu operator wisata panjat tebing via ferrata di Kampung Ciheuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegal Waru, Purwakarta, Jawa Barat.