Batu-batu karang dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan wisatawan untuk menikmati keindahan pantai dari sisi yang lebih jelas.
Dari atas bukit-bukit karang itu, ada joglo yang terbuat dari kayu dan bambu-bambu. Di sana, wisatawan dapat memesan ikan bakar atau sekadar menikmati kopi bersama keluarga.
Namun yang membuat Arifin lebih kagum adalah karena pengelolaan kawasan pantai ini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara swadaya. Hal seperti inilah yang ingin diterapkan oleh Arifin di wilayah kekuasaannya.
“Saya tanya siapa investornya, mereka jawab ini dari masyarakat, kelompok Darwis (Masyarakat Sadar Wisata). Tapi ada revenue dari situ, kalau mau naik bayar Rp2 ribu. Jadi itu yang ingin saya tanamkan ke masyarakat di Trenggalek,” pungkasnya.
(Johan Sompotan)