KABAR baik, tahap uji klinis sel punca yang dilakukan oleh Stem Cell and Cancer Institute yang digagas Kalbe Farma sangat didukung oleh Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Prof Mohamad Nasir PhD AK.
Nasir mengatakan, dengan berkembangnya stem cell di Korea Selatan, China dan Iran, negara Indonesia sendiri tidak boleh kalah bersaing.
"Kami dorong riset ini dengan regulasi tertentu. Begitu juga dengan hubungan antar peneliti dan agency ada informasi asimetris," tuturnya saat Diskusi Bersama Perkembangan Penelitian Sel Punca dan Kanker antara Kemenristekdikti-SCI di Ruang Conference B Laboratorium SCI di Komplek PT Bintang Toedjo, kawasan Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (6/1/2016).
Bahkan, imbuh Nasir, pengembangan stem cell saat dilakukan di 11 rumah sakit Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah kerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya, hingga Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
"Saya ingin lihat barangnya saja dan kemarin datang FKUI. Kita juga kelompokkan betul dari delapan bidang riset, salah satunya kesehatan dan obat-obatan, termasuk stem cell dan kanker," katanya.
Nasir pun berharap, agar pengembangan stem cell yang dilakukan oleh SCI ini dapat berguna untuk masyarakat. Karena itu, terapi ini dianggap lebih menghemat biaya pengobatan pasien yang mengidap penyakit tidak menular.
"Stem cell dan kanker yang dikembangkan Kalbe Farma ini jadi penggerak dan pendorong utama. Pemerintah juga harus hadir, supaya kesehatan orang Indonesia lebih terjamin," tutupnya.
(Helmi Ade Saputra)