Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Preeklamsia

, Selasa, 21 Februari 2023 |22:14 WIB
Preeklamsia
Ilustrasi Preeklamsia. (foto: Unsplash)
A
A
A
Umum

PREEKLAMSIA adalah kondisi di mana tekanan darah terjadi cukup serius yang berkembang selama masa kehamilan. Seringnya, orang dengan preeklamsia memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu jika dicek, terdapat kadar protein yang tinggi dalam urin mereka atau yang sering disebut sebagai proteinuria . Preeklamsia biasanya diketahui setelah minggu ke-20 kehamilan.

Tak hanya mempengaruhi kehamilan, kondisi ini juga dapat mempengaruhi organ lain dalam tubuh. Preeklamsia dapat berbahaya untuk ibu dan janin yang sedang berkembang. Oleh karena itu kondisi preeklamsia butuh penanganan oleh tenaga medis.

Preeklampsia tidak sembuh sampai bayi dilahirkan. Sampai tekanan darah orang hamil berkurang, mereka berisiko lebih besar terkena stroke, pendarahan hebat, pemisahan plasenta dari rahim, dan kejang. Dalam beberapa kasus, terutama jika preeklamsia berkembang lebih awal pada kehamilan, persalinan dini akan dilakukan meski itu adalah pilihan terbaik yang

Gejala

Banyak orang dengan preeklamsia tidak memiliki gejala apapun. Bagi mereka yang mengalaminya, beberapa tanda awal preeklampsia adalah tekanan darah tinggi, protein dalam urin, dan retensi air (ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan pembengkakan).

Tanda lainnya meliputi:

1. Sakit kepala .

2. Penglihatan kabur atau sensitivitas cahaya.

3. Bintik-bintik gelap muncul dalam penglihatan Anda.

4. Sakit perut sebelah kanan.

5. Pembengkakan di tangan dan wajah (edema).

6. Sesak napas.

Meski terlihat ringan, gejala ini akan semakin parah jika tak segera ditangani. Adapun gejala preeklamsia berat antar lain.

1. Hipertensi darurat (tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih tinggi).

2. Penurunan fungsi ginjal atau hati.

3. Cairan di paru-paru.

4. Kadar trombosit darah rendah (trombositopenia).

5. Penurunan produksi urin

Jika preeklamsia cukup parah, penderita mungkin akan dirawat di rumah sakit untuk observasi lebih dekat atau bahkan perlu melahirkan bayi sesegera mungkin. Penyedia layanan kesehatan mungkin memberi obat untuk tekanan darah tinggi atau untuk membantu paru-paru janin berkembang sebelum melahirkan.

Tanpa penanganan segera, pre-eklampsia dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius. Seperti kejang (eklampsia) dan Sindrom HELLP (kombinasi gangguan hati dan pembekuan darah). Meski begitu, komplikasi ini cukup jarang terjadi.

Penyebab

Para ahli tidak yakin mengapa preeklamsia terjadi. Sebagian besar mengatakan ada masalah dengan perkembangan plasenta karena pembuluh darah yang memasoknya merespons sinyal hormonal secara berbeda dan lebih sempit dari biasanya, sehingga membatasi aliran darah.

Para ahli juga tidak sepenuhnya memahami mengapa pembuluh darah berkembang secara berbeda, namun beberapa faktor mungkin berperan. Ini termasuk:

1. Kerusakan pada pembuluh darah

2. Aliran darah ke rahim tidak mencukupi

3. Masalah sistem kekebalan tubuh

4. Faktor genetik

Faktor Risiko

Preeklamsia lebih sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan. Meski begitu, para ahli juga belum menemukan alasan pasti mengapa seseorang mengalami preeklamsia. Meski begitu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko lebih tinggi terkena preeklamsia. Berikut ulasannya dikutip dari Clevel and Clinic.

1. Riwayat tekanan darah tinggi

2. Ginjal atau diabetes.

3. Riwayat keluarga preeklamsia.

4. Kondisi autoimun seperti lupus .

5. Kegemukan.

6. Mengidap suatu penyakit ganas.

Pencegahan

Bagi orang dengan faktor risiko, ada beberapa langkah yang dapat diambil sebelum dan selama kehamilan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya preeklampsia. Langkah-langkah ini dapat meliputi:

1. Menurunkan berat badan jika memiliki kelebihan berat badan atau obesitas (sebelum kenaikan berat badan terkait kehamilan).

2. Mengontrol tekanan darah dan gula darah (jika memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes sebelum hamil).

3. Menjaga rutinitas olahraga teratur.

4. Tidur yang cukup.

5. Makan makanan sehat yang rendah garam dan menghindari kafein.

6. Mengonsumsi aspirin setiap hari. Ini telah terbukti mengurangi risiko terkena preeklamsia sekitar 15 persen. Jika memiliki faktor risiko preeklamsia, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan memulai aspirin pada awal kehamilan (pada usia kehamilan 12 minggu).

Berita Lainnya
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Info Penyakit Lainnya
AIDS
Diabetes
Gagal Ginjal Akut
Cacar Monyet
Batu Ginjal
More
Advertisement