Gejala kejang bervariasi tergantung pada jenis kejang. Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas tertentu di otak, kejang dapat mempengaruhi proses otak apa pun. Berikut ini gejala kejang, antara lain:
1. Otot terasa kaku
2. Tatapan kosong atau merasa bingung
3. Kehilangan kesadaran
4. Terkadang pengidap epilepsi dapat terjadi perubahan perilaku
5. Mengalami gejala psikologis, seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu
6. Gerakan menyentak lengan dan kaki yang tidak terkendali.
Kejang dapat dibagi menjadi dua kategori utama: fokus (tanpa kehilangan kesadaran) dan umum. Kejang fokus mengakibatkan perubahan emosi, pandangan, penciuman, rasa, atau suara. Ada beberapa jenis kejang fokus, antara lain:
Kejang Fokus
1. Kejang lobus temporal: selama kejang penderita akan kehilangan kesadaran disertai ketakutan, dan melakukan gerakan berulang atau reaksi tidak biasa.
2. Kejang lobus frontal: penderita mengalami gerakan tidak terkontrol, seperti kepala dan mata bergerak ke satu sisi.
3. Kejang lobus oksipital: penderita akan mengalami halusinasi sebagian atau keseluruhan penglihatan selama kejang.
Kejang Umum
Kejang yang tampaknya melibatkan seluruh fungsi otak, gejalanya meliputi:
1. Kejang Absen (petit mal): saat kejang, penderita akan memberikan respon menatap ke atas. Kondisi kerap terjadi pada anak-anak dan berlangsung selama 5-10 detik, dapat.
2. Kejang Tonik: pengidap penyakit ini akan menimbulkan rasa kaku pada otot, punggung, lengan, dan kaki.
3. Kejang Atonik (drop attack): penderita akan kehilangan kontrol pada ototnya, terutama di kaki sehingga menyebabkan jatuh secara tiba-tiba.
4. Kejang Klonik: penderita mengalami gerakan otot berulang yang memengaruhi leher, wajah, dan lengan.
5. Kejang Mioklonik: penderita merasa tersentak atau kedutan singkat. Hal ini memengaruhi tubuh bagian atas.
6. Kejang Tonik-Klonik: gejala yang paling parah lantaran memicu kehilangan kesadaran, pengerasan tubuh, dan seringkali gejala tambahan, seperti hilangnya kontrol atau menggigit lidah.