Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Epilepsi ayan

, Selasa, 06 Februari 2024 |16:08 WIB
Epilepsi ayan
Epilepsi (Foto: Freepik)
A
A
A
Umum

Epilepsi atau dikenal sebagai gangguan kejang. Penyakit ini memengaruhi kondisi otak yang menyebabkan kejang berulang.

Dilansir dari Mayo Clinic, hingga saat ini penyebab epilepsi belum dapat diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan sekitar 1,2 persen individu di Amerika Serikat mengalami epilepsi aktif. Gejala kejang bervariasi, dari kehilangan kesadaran hingga gerakan tak terkendali.

Gejala

Gejala kejang bervariasi tergantung pada jenis kejang. Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas tertentu di otak, kejang dapat mempengaruhi proses otak apa pun. Berikut ini gejala kejang, antara lain:

1. Otot terasa kaku
2. Tatapan kosong atau merasa bingung
3. Kehilangan kesadaran
4. Terkadang pengidap epilepsi dapat terjadi perubahan perilaku
5. Mengalami gejala psikologis, seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu
6. Gerakan menyentak lengan dan kaki yang tidak terkendali.

Kejang dapat dibagi menjadi dua kategori utama: fokus (tanpa kehilangan kesadaran) dan umum. Kejang fokus mengakibatkan perubahan emosi, pandangan, penciuman, rasa, atau suara. Ada beberapa jenis kejang fokus, antara lain:

Kejang Fokus

1. Kejang lobus temporal: selama kejang penderita akan kehilangan kesadaran disertai ketakutan, dan melakukan gerakan berulang atau reaksi tidak biasa.
2. Kejang lobus frontal: penderita mengalami gerakan tidak terkontrol, seperti kepala dan mata bergerak ke satu sisi.
3. Kejang lobus oksipital: penderita akan mengalami halusinasi sebagian atau keseluruhan penglihatan selama kejang.

Kejang Umum

Kejang yang tampaknya melibatkan seluruh fungsi otak, gejalanya meliputi:

1. Kejang Absen (petit mal): saat kejang, penderita akan memberikan respon menatap ke atas. Kondisi kerap terjadi pada anak-anak dan berlangsung selama 5-10 detik, dapat.
2. Kejang Tonik: pengidap penyakit ini akan menimbulkan rasa kaku pada otot, punggung, lengan, dan kaki.
3. Kejang Atonik (drop attack): penderita akan kehilangan kontrol pada ototnya, terutama di kaki sehingga menyebabkan jatuh secara tiba-tiba.
4. Kejang Klonik: penderita mengalami gerakan otot berulang yang memengaruhi leher, wajah, dan lengan.
5. Kejang Mioklonik: penderita merasa tersentak atau kedutan singkat. Hal ini memengaruhi tubuh bagian atas.
6. Kejang Tonik-Klonik: gejala yang paling parah lantaran memicu kehilangan kesadaran, pengerasan tubuh, dan seringkali gejala tambahan, seperti hilangnya kontrol atau menggigit lidah.

Penyebab

Penyebab epilepsi belum dapat diidentifikasi lebih lanjut. Adapun kemungkinan penyebabnya, yaitu:

1. Pengaruh genetik: Beberapa epilepsi terkait dengan faktor genetik, meskipun perubahan genetik bisa terjadi tanpa turun temurun. Gen tertentu membuat individu lebih sensitif.
2. Trauma kepala: Cedera kepala akibat kecelakaan dapat menjadi pemicu epilepsi.
3. Faktor di otak: Tumor, pembuluh darah tidak normal, dan stroke.
4. Infeksi: Meningitis, HIV, ensefalitis, dan infeksi parasit.
5. Cedera sebelum lahir: Bayi yang mengalami kerusakan otak sebelum lahir, misalnya, infeksi atau nutrisi buruk.
6. Kondisi perkembangan: Epilepsi dapat terkait dengan kondisi perkembangan, seperti autisme dan ADHD. Kedua kondisi ini mungkin terkait dengan faktor genetik.

Faktor Risiko

Berikut ini faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit epilepsi, meliputi:

1. Riwayat keluarga
2. Cedera kepala
3. Usia, epilepsi kerap terjadi pada anak-anak dan lansia
4. Kejang saat masa kecil
5. Infeksi otak, seperti meningitis
6. Demensia
7. Stroke dan penyakit pembuluh darah

Pencegahan

1. Menjaga kesehatan saat sedang hamil
2. Rutin cuci tangan sebelum makan guna mencegah infeksi
3. Segera dapatkan vaksinasi untuk kekebalan imun tubuh
4. Rajin berolahraga
5. Tidak merokok
6. Gunakan sabuk pengaman, kursi penumpang anak, airbag, helm sepeda, dan helm sepeda motor untuk mengurangi cedera kendaraan bermotor dan lalu lintas
7. Perhatikan langkah dengan baik agar jatuh dan mengakibatkan kemungkinan cedera otak.

Berita Lainnya
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Info Penyakit Lainnya
AIDS
Diabetes
Gagal Ginjal Akut
Cacar Monyet
Batu Ginjal
More
Advertisement