Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Japanese encephalitis

, Selasa, 08 Agustus 2023 |11:08 WIB
Japanese encephalitis
Japanese Encephalitis, (Foto: CDC)
A
A
A
Umum

Japanese Encephalitis atau Ensefalitis Jepang, dikutip dari National Health Service UK adalah salah satu penyakit infeksi pada otak. Umumnya kasusnya terjadi daerah pedesaan di Asia Tenggara kepulauan Pasifik, hingga Far East. Namun, disebutkan jarang terjadi pada pelancong. Virus infeksi otak ini tak menyebar dari manusia ke manusia.

Gejala

Menariknya, sebagian besar orang terinfeksi virus ini tak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan yang berumur pendek, yang sering dikira sebagai gejala sakit flu biasa. Gejalanya sendiri umumnya muncul di 5 hingga 15 hari setelah infeksi, meliputi demam, kejang, leher kaku, bingung, sulit berbicara, gemetar tak terkendali di bagian tubuh (tremor), otot terasa lemah atau kelumpuhan otot.

Patut jadi perhatian, disebutkan kalau 1 dari setiap 3 orang yang mengalami gejala yang lebih serius ini akan meninggal akibat infeksi.

Bagi yang sembuh, gejala akan perlahan membaik, meski memang butuh waktu sampai beberapa bulan untuk pulih sepenuhnya, dan setengah dari orang-orang yang terinfeksi ini namun bertahan hidup dikatakan biasanya mengalami kerusakan otak permanen.

Penyebab

infeksi otak yang terjaadi karena virus yang ditemukan pada hewan babi dan burung, yang menyebar lewat gigitan nyamuk yang menggigit hewan yang terinfeksi.

Faktor Risiko

Mengutip laman resmiCDC, yang berisiko terinfeksi virus ini adalah orang-orang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan di daerah pedesaan, traveling atau bepergian selama durasi waktu saat nyamuk lebih banyak berkeliaran (contohnya musim panas), bepergian untuk waktu yang lama di tempat yang memiliki penyakit Japanese Encephalitis, mengunjungi dan menghabiskan waktu di tempat-tempat dengan empat musim, (peluang terbesar tertular ada di musim panas dan musim gugur), berada di daerah tropis dan subtropis, yang mana adalah lokasi nyamuk menyebarkan virus sepanjang tahun.

 

 

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah Japanese Encephalitis ini adalah dengan divaksinasi, sebelum mengunjungi tempat yang diketahui memang berisiko bisa menularkan Japanese Encephalitis, misalnya daerah pedesaan, mendaki gunung atau berkemah.

2. Vaksin biasanya didapatkan dengan cara mandiri atau secara pribadi, dan walau sudah divaksinasi, tetap wajib melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko digigit nyamuk yang terinfeksi, seperti:

3. Tidur di kamar dengan pelindung rapat di jendela dan pintu, jika tidur di luar wajib pakai kelambu yang telah disemprot insektisida

4. Tutupi tubuh dan kulit dengan pakai baju atasan lengan panjang, celana panjang dan kaus kaki

5. Mengoleskan obat nyamuk ke area kulit yang terbuka

Berita Lainnya
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Info Penyakit Lainnya
AIDS
Diabetes
Gagal Ginjal Akut
Cacar Monyet
Batu Ginjal
More
Advertisement