JAKARTA – Media sosial tengah diramaikan dengan viralnya yel-yel pernikahan bertema “Kakek-Nenek Pijit-Pijitan” yang dinyanyikan dalam kegiatan bimbingan pra-nikah Kantor Urusan Agama (KUA). Video tersebut menuai beragam komentar publik lantaran liriknya yang unik sekaligus mengundang tawa.
Dalam rekaman yang beredar, para peserta bimbingan terlihat menyanyikan yel-yel dengan lantunan,
“Ada kakek-kakek ganteng, ada nenek-nenek cantik. Kakek memijit nenek, nenek memijit kakek. Kakek-nenek pijit-pijitan.” Yel-yel tersebut disebut sebagai salah satu bentuk ice breaking untuk mencairkan suasana.
Melalui akun resminya, @kua.bungah, dikutip Sabtu (3/10/2025), pihak penyelenggara menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan perkawinan tidak hanya berisi materi serius, tetapi juga diwarnai dengan interaksi hangat untuk menciptakan kedekatan antar peserta.
“Dalam setiap bimbingan perkawinan, bukan hanya ilmu yang dibagikan, tetapi juga suasana hangat yang tercipta. Selain Tepuk Sakinah yang sudah akrab di telinga, ada juga ice breaking seru lainnya: ‘Kakek Memijit Nenek’. Dengan penuh tawa dan canda, permainan sederhana ini membantu calon pengantin melepas ketegangan, belajar kerja sama, dan merasakan makna kebersamaan,” tulis akun tersebut.
Tak hanya dari KUA, akun TikTok @happydibby juga mengunggah momen serupa. Ia menyebut yel-yel ini merupakan bagian dari bimbingan pra-nikah yang pernah diikutinya. Namun, alih-alih sepenuhnya disambut positif, justru muncul kontroversi di kalangan warganet.
Beberapa pengguna menilai kegiatan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan nyata calon pasangan.
“Pak buk kayaknya saya lebih butuh konseling pra-nikah yang mendalam, bukan sekadar yel-yel. Idealnya ada ahli konseling keluarga, psikolog, atau perencana keuangan yang bisa membantu membekali calon pasangan menghadapi tantangan nyata—seperti komunikasi, konflik, ekonomi, kesehatan mental, peran gender, hingga parenting. Yel-yel boleh aja sebagai ice breaker, tapi harus ada materi yang benar-benar substantif dan bermanfaat,” tulis komentar akun @in***n**g.
“Manfaatnya apa? Nanyaa seriuss,” ujar akun @ar**va**p.
“Semoga tepuk-tepuknya ini cuma biar nggak ngantuk aja yaa. Bukan ini konselingnya,” tambah akun @te***sc***cob***.
Menanggapi ramainya diskusi, akun @happydibby pun memberikan klarifikasi bahwa yel-yel ini memang hanya bagian kecil dari ice breaking dalam sesi bimbingan, bukan inti dari materi yang diberikan. Menurutnya, bimbingan pra-nikah tetap menyajikan materi mendalam seputar rumah tangga, sementara yel-yel hanyalah selingan untuk mencairkan suasana agar tidak monoton.
Kontroversi seputar yel-yel “Kakek-Nenek Pijit-Pijitan” ini akhirnya memunculkan diskusi publik yang lebih luas mengenai idealnya isi bimbingan pra-nikah. Sebagian berharap kegiatan tersebut bisa lebih fokus pada pembekalan praktis seperti komunikasi pasangan, manajemen konflik, hingga perencanaan keuangan keluarga, tanpa meninggalkan nuansa hangat dan menyenangkan di dalamnya.
(Rani Hardjanti)