7. Bangun Pemikiran Kritis
AI akan membuatkan teks, gambar, dan ringkasan yang realistis dengan mudah. Tetapi anak perlu diajarkan untuk mengevaluasi apa yang mereka dapatkan. Misalnya dengan menanyakan siapa yang membuat, untuk apa hal tersebut dibuat, serta bisakah memverifikasi sumber terpercaya. Sikap skeptis yang cerdas dapat memberi pemahaman bagi anak bahwa respon AI bisa terlihat baik, tetapi bisa juga tidak.
8. Buat Aturan Keluarga
Dalam pemanfaatan AI, buatlah kesepakatan sederhana seperti memilih alat yang boleh digunakan anak serta waktu dan tempat penggunaan AI. Libatkan anak dalam membuat peraturan ini agar mereka merasa bertanggung jawab untuk mematuhinya.
9. Manfaatkan untuk Stimuli Kreativitas
Pemanfaatan AI yang baik dapat memicu imajinasi dan kreativitas anak. Tuntun anak untuk membuat puisi, ide cerita, atau ilustrasi. Jangan lupa tekankan bahwa AI sekadar membantu, bukan mengganti ide mereka sendiri. Dengan begitu Si Kecil tetap melakukan usaha dalam menyelesaikan kreativitas orisinil miliknya.
10. Beri Ruang dan Kesempatan untuk Bertanya
Selanjutnya, anak perlu merasa nyaman untuk memberitahukan orang tua jika mendapatkan hasil AI yang membingungkan, tidak nyaman, atau merasa tertekan. Beri keyakinan bahwa meminta bantuan merupakan respon yang tepat, serta tidak ada pertanyaan yang terlarang.
11. Menjadi Teladan
Cara terakhir yang bisa dilakukan adalah menunjukkan pada anak penggunaan AI yang bertanggung jawab. Misalnya saat anda mencoba alat, jelaskan proses tambahan yang perlu dilakukan seperti memeriksa ulang jawaban, tidak memberikan informasi pribadi, serta melakukan penyuntingan ulang.
Cara-cara yang digunakan akan membuat anak belajar lebih banyak, karena mereka meniru apa yang dilakukan oleh orang tua dibanding dari apa yang mereka dengar.
Itulah tips pemanfaatan AI yang aman dan bertanggung jawab untuk anak yang bisa dicoba diterapkan dalam keluarga.
(Rani Hardjanti)