Apakah Bayi Bisa Intoleran dengan ASI?

Aira Cecilia, Jurnalis
Kamis 07 Agustus 2025 07:42 WIB
Apakah Bayi Bisa Intoleran dengan ASI? (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA – Lactose intolerant atau intoleransi laktosa merupakan kondisi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, yaitu gula alami yang terdapat dalam susu dan produk olahannya. Hal ini terjadi karena tubuh seseorang kekurangan atau tidak memiliki enzim laktase yang dibutuhkan untuk memecah laktosa menjadi bentuk gula sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa, agar bisa diserap oleh tubuh.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan gejala klinis yang diperlihatkan yaitu diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof. Badriul Hegar Syarief, Sp.A(K), Ph.D, kondisi ini cukup umum terjadi pada masyarakat Asia, termasuk Indonesia. Bahkan, sebagian besar orang Asia mengalami penurunan produksi enzim laktase secara alami seiring bertambahnya usia, yang merupakan suatu kondisi yang disebut lactase non-persistence.

Oleh karena itu, gejala intoleransi laktosa biasanya mulai muncul setelah usia 3 tahun ke atas. Menariknya, intoleransi laktosa ini sebenarnya tidak muncul sejak bayi, melainkan baru mulai terlihat setelah anak berusia sekitar 3 tahun.

Dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K), seorang konsultan gizi anak, menjelaskan bahwa ASI mengandung laktosa dalam jumlah yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Oleh karena itu, secara medis sangat kecil kemungkinan bayi mengalami lactose intolerant sejak lahir, karena jika benar-benar intoleran terhadap laktosa, maka bayi tersebut tidak akan mampu mengonsumsi ASI sama sekali.

Ia juga menambahkan, apabila seorang anak menunjukkan gejala lactose intolerant sejak usia dini, misalnya pada usia 2 tahun, maka orang tua tidak perlu khawatir berlebihan.

Dalam wawancaranya bersama Okezone, dr. Klara menegaskan bahwa anak tetap bisa mendapatkan asupan nutrisi yang optimal melalui pilihan susu yang sesuai, salah satunya adalah susu bebas laktosa (lactose-free milk).

 

Lebih lanjut, dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) juga mengungkapkan bahwa kesadaran akan intoleransi laktosa tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga telah menjadi perhatian global. Di berbagai negara Eropa, produk susu bebas laktosa sudah tersedia secara luas dan menjadi bagian dari konsumsi harian masyarakat yang memiliki sensitivitas terhadap laktosa.

“Konsumsi susu bebas laktosa menjadi solusi bagi anak-anak yang mengalami lactose intolerant. Dengan begitu, mereka tetap bisa mendapatkan manfaat dari susu, seperti protein dan kalsium, tanpa harus mengalami gangguan pencernaan akibat laktosa,” jelas dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K).

Ia menekankan bahwa kehadiran susu bebas laktosa membantu anak-anak tetap tumbuh optimal meskipun memiliki keterbatasan dalam mencerna laktosa. Hal ini juga menjadi pilihan yang aman bagi orang tua yang ingin tetap memberikan produk susu, namun tidak ingin mengambil risiko munculnya gejala seperti diare, kembung, atau sakit perut setelah konsumsi susu biasa.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya