Waspada Kanker Empedu, Ini Gejala dan Pengobatannya

Gilang Rian Syahputra, Jurnalis
Rabu 09 Juli 2025 15:16 WIB
Waspada Kanker Empedu, Ini Gejala dan Pengobatannya (Foto: Freepik)
Share :

EMPEDU merupakan bagian penting dari sistem pencernaan. Organ ini berperan dalam mengalirkan cairan empedu dari hati menuju kantong empedu, kemudian ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan, terutama dalam memecah lemak. Cairan empedu sendiri diproduksi di hati, kemudian disimpan dan dipadatkan di kantong empedu sebelum dilepaskan saat kita mengonsumsi makanan berlemak.

Ketika kita makan-makanan berlemak seperti rendang atau sate, kantong empedu akan berkontraksi dan mendorong empedu keluar melalui salurannya menuju usus. Di sinilah empedu membantu menghancurkan lemak agar lebih mudah diserap oleh tubuh. Proses ini berlangsung secara alami setiap kali kita makan, namun ada risiko gangguan serius apabila terjadi penyumbatan pada saluran tersebut.

Salah satu kondisi yang bisa terjadi adalah kanker saluran empedu atau kantong empedu. Kanker ini bisa muncul di dalam hati, di luar hati, di ujung saluran menuju usus, maupun di kantong empedu itu sendiri. Meskipun tergolong langka dibandingkan dengan kanker payudara atau paru-paru, kanker empedu bersifat sangat agresif dan secara tiba-tiba terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut. Dalam kasus kanker empedu, negara bagian Asia Pasifik seperti China, Jepang, dan India menjadi negara terbanyak dalam kasus kanker empedu ini.

Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Prof. Dr. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M. Epid, M.Pd.Ked, FINASIM, FACP, FINASIM., menyatakan jika bukan hanya penyakit liver saja yang menyebabkan kulit dan mata menguning, tetapi gejala ini juga bisa disebabkan oleh kanker empedu.

“Nah, kalau sudah masuk ke dalam darah, cairan yang enggak bisa keluar itu, itu kelihatannya badannya jadi kuning. Nah, yang kita tahu kan, orang kalau sakit liver dia kuning. Karena sakit ini juga bisa kuning,” ujarnya dalam sesi edukasi bersama AstraZeneca, dikutip Rabu (9/7/2025).

“Kantongnya tambah gede, tambah gede. Bisa aja dia enggak nyumbat. Tapi kalau udah makin besar, ada di kantongnya juga bisa neken kemana-mana, akhirnya juga nyumbat, akhirnya juga kuning,” tambahnya.

 

Mengapa Kanker Empedu Sulit Ditangani?

Salah satu tantangan utama dalam penanganan kanker empedu adalah deteksi yang terlambat. Menurutnya,banyak pasien yang mengabaikan gejala awal dari penyakit ini karena dianggap keluhan ringan. Padahal, kanker sudah membesar, operasi pengangkatan menjadi sulit, dan harapan hidup makin turun drastis. Tingkat kesintasan 5 tahun untuk kanker empedu sangat rendah, hanya sekitar 5-15% saja, terutama jika ditemukan dalam stadium lanjut.

“Nih ya, survivor rate dalam 5 tahun hanya 5 sampai 15 persen. Jadi ada pasien yang bisa sampai umur 5 tahun. Gitu ya. Jadi sebagian besar tuh nggak sampai 5 tahun sudah banyak yang datang. Gitu ya. Prognosis buruk, ya itu tadi, karena apa namanya, ketemunya lanjut, akhirnya meninggal,” ujarnya.

Jika sudah terdeteksi, kanker empedu masih bisa diangkat melalui operasi. Setelah itu, pasien mungkin memerlukan kemoterapi atau imunoterapi untuk membunuh sel kanker. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang hidup pasien.

Kenali Gejala Kanker Empedu

-    Ikterius/Kuning

Kondisi ini terjadi ketika hati tidak dapat mengeluarkan empedu akibat adanya sumbatan pada saluran empedu. Ketika saluran empedu tersumbat, bilirubin akan menumpukan di aliran darah dan mengendap di berbagai bagian tubuh.

-    Nyeri Perut

    Pada tahap awal penyakit, pasien umumnya tidak merasakan nyeri, tetapi seiring bertambah besarnya tumor, nyeri perut dapat muncul Pasien dengan kanker kandung empedu biasanya datang dengan keluhan nyeri d perut bagian kanan atas.

-    Demam

Demam dapat disebabkan oleh ikterius, peradangan, atau infeksi pada saluran empedu

-    Gatal

Rasa gatal juga menjadi salah satu gejala pada kulit yang dapat mengakibatkan aliran empedu terganggu

-    Penurunan Berat Badan

Penurunan badan disertai penurunan nafsu makan juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat badan.

 

Faktor Risiko Kanker Empedu

-    Hepatitis B dan C

    Infeksi virus hepatitis B atau C dapat menyebabkan peradangan kronis pada hati. Jika berlangsung lama, kondisi ini dapat memicu kerusakan sel dan meningkatkan risiko terjadinya kanker, termasuk kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma).

-    Infeksi Parasit Hati

    Infeksi parasit seperti Clonorchis sinensis atau Opisthorchis viverrini, yang dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi ikan mentah atau setengah matang. Meskipun kasusnya mulai menurun, infeksi ini masih bisa ditemui dan dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran empedu yang berujung pada kanker.

-    Diabetes Melittus

    Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai jenis kanker, termasuk kanker empedu. Ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan metabolik dan inflamasi kronis yang menyertai diabetes. Pengendalian gula darah dan gaya hidup sehat menjadi sangat penting untuk menekan risiko ini.

-    Obesitas

    Kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan erat dengan peningkatan risiko kanker empedu. Lemak tubuh yang berlebih dapat memengaruhi kadar hormon dan menyebabkan peradangan sistemik yang mendorong terbentuknya sel-sel abnormal. Obesitas juga meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu.

-    Batu Empedu Kronis

    Batu empedu adalah endapan kristal keras yang terbentuk dalam kantong empedu. Batu ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan kronis pada dinding kantong empedu atau salurannya. Peradangan yang terjadi terus-menerus dalam jangka panjang dapat memicu perubahan sel yang berujung pada kanker.

 

Cara Menangani Kanker Empedu

-    Operasi

Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat tumor atau bagian saluran empedu yang telah terinfeksi kanker.

-    Kemoterapi

Kemoterapi dapat digunakan sebagai pengobatan utama maupun pendukung untuk mengecilkan ukuran tumor atau menghambat penyebaran kanker ke organ lain.

-    Imunoterapi

pendekatan baru ini sedang berkembang untuk mengobati kanker empedu. Terapi ini bekerja dengan merangsang sistem imun tubuh untuk mengenali dan melawan sel kanker.

-    Molecular Profiling

Pemeriksaan mutasi yang dapat ditargetkan, sebaiknya dipertimbangkan sejak awal dalam perjalanan pengobatan pasien untuk membantu pengambilan keputusan terapi

-    Terapi lainnya

Banyak terapi yang bisa dilakukan seperti terapi radiasi, terapi live-directed, dan biliary drainage.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya