Salah satu tantangan utama dalam penanganan kanker empedu adalah deteksi yang terlambat. Menurutnya,banyak pasien yang mengabaikan gejala awal dari penyakit ini karena dianggap keluhan ringan. Padahal, kanker sudah membesar, operasi pengangkatan menjadi sulit, dan harapan hidup makin turun drastis. Tingkat kesintasan 5 tahun untuk kanker empedu sangat rendah, hanya sekitar 5-15% saja, terutama jika ditemukan dalam stadium lanjut.
“Nih ya, survivor rate dalam 5 tahun hanya 5 sampai 15 persen. Jadi ada pasien yang bisa sampai umur 5 tahun. Gitu ya. Jadi sebagian besar tuh nggak sampai 5 tahun sudah banyak yang datang. Gitu ya. Prognosis buruk, ya itu tadi, karena apa namanya, ketemunya lanjut, akhirnya meninggal,” ujarnya.
Jika sudah terdeteksi, kanker empedu masih bisa diangkat melalui operasi. Setelah itu, pasien mungkin memerlukan kemoterapi atau imunoterapi untuk membunuh sel kanker. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang hidup pasien.
- Ikterius/Kuning
Kondisi ini terjadi ketika hati tidak dapat mengeluarkan empedu akibat adanya sumbatan pada saluran empedu. Ketika saluran empedu tersumbat, bilirubin akan menumpukan di aliran darah dan mengendap di berbagai bagian tubuh.
- Nyeri Perut
Pada tahap awal penyakit, pasien umumnya tidak merasakan nyeri, tetapi seiring bertambah besarnya tumor, nyeri perut dapat muncul Pasien dengan kanker kandung empedu biasanya datang dengan keluhan nyeri d perut bagian kanan atas.
- Demam
Demam dapat disebabkan oleh ikterius, peradangan, atau infeksi pada saluran empedu
- Gatal
Rasa gatal juga menjadi salah satu gejala pada kulit yang dapat mengakibatkan aliran empedu terganggu
- Penurunan Berat Badan
Penurunan badan disertai penurunan nafsu makan juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat badan.