GADGET kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kamu, memberikan gadget pada anak usia di bawah 2 tahun justru bisa menghambat perkembangan mereka?
Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Mira Dewita, Sp.A, anak-anak yang berumur kurang dari dua tahun tidak disarankan untuk mengenal gadget. Pasalnya, mereka masih berada pada tahap pertumbuhan dan pembentukan stimulus bahasa, sehingga mereka sangat membutuhkan interaksi langsung dengan orangtua atau lingkungan sekitarnya.
“Sebenarnya penggunaan gadget itu banyak bahaya untuk anak-anak usia dini. Terutama anak-anak di bawah usia 2 tahun, karena di bawah usia 2 tahun itu adalah masa dari perkembangan bahasa anak. Seharusnya, dia mendapat stimulasi bahasa dengan cara interaktif, berkomunikasi dengan orangtua,” ungkap dr. Mira Dewita, Sp.A di acara Morning Zone pada Rabu (26/06/2025).
Dia menilai, sebaiknya anak-anak diajarkan langsung melalui pengalaman nyata, seperti bermain berbicara, dan mendengar dari orang-orang di sekeliling mereka. Ketika anak yang masih usia dini dibiasakan melihat gadget, sehingga waktu mereka dihabiskan menatap layar.
Stimulus otak mereka pun ikut terganggu, bahkan menurut dr. Mira Dewita penggunaan gadget secara berlebihan bisa berisiko menyebabkan keterlambatan bicara, kesulitan berpikir kritis hingga menurunkan kemampuan untuk konsentrasi.
Anak-anak yang di atas umur 2 tahun sebenarnya sudah diperbolehkan untuk diperkenalkan dengan gadget, namun harus dengan batasan waktu yang sangat ketat. dr. Mira mengusulkan batas penggunaan gadget dalam sehari maksimal dua jam dan sebaiknya tidak langsung diberikan selama dua jam, tapi bisa dibuat menjadi dua sesi dengan masing-masing satu jam.
“Tapi untuk anak di atas 2 tahun itu boleh kita berikan screen tapi dengan pembatasan waktu, hanya 1 atau 2 jam total screen semalam. Sekali pemberian screen itu satu jam atau nanti mau dikasih lagi satu jam, jadi jangan langsung dipanjangin dua jam," saran dr. Mira Dewita.
Dengan membatasi penggunaan gadget sejak usia dini dan memberikan stimulasi yang tepat, anak-anak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal. Selain itu, para orangtua harus memberikan pengawasan yang ketat dan memastikan konten yang dikonsumsi bersifat edukatif dan sesuai dengan usianya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)