Namun, lanjut Dr.Ivan, teknik transplantasi rambut tanpa cukur memiliki kelebihan karena dinilai lebih cepat dan efektif, sehingga pasien bisa langsung beraktivitas normal usai melakukan prosedur tersebut.
"Dengan teknik tanpa cukur ini, tidak diperlukan pencukuran sama sekali pada area donor, sehingga setelah tindakan pasien dapat beraktivitas normal dengan lebih seamless,” ungkapnya.
Lantas, kapan seseorang harus melakukan transplantasi rambut?
Dr.Ivan menyebut, seseorang bisa melakukan tranplantasi rambut ketika kondisi rambut mereka sudah mulai menipis, misalnya terjadi penipisan di area depan (hairline) ataupun tengah (crown atau ubun-ubun).
"Bagi yang dahinya lebar, hairline bisa kita turunkan sehingga tampak lebih youthful. Bisa juga di daerah pitak yang karena luka. Atau, ingin membuat atau menebalkan alis dan jenggot (beard),” jelas Dr. Ivan Wong.
Dr. Ivan melanjutkan, mayoritas pasien transplantasi rambut yang pernah dia tangani adalah penipisan rambut atau kebotakan, baik di daerah depan maupun tengah, baik pada pria maupun wanita.
“Beberapa kasus lain yang pernah kami tangani adalah penanaman janggut dan alis. Tingkat keberhasilan yang kami targetkan adalah 90-95% rambut yang ditanam akan tumbuh,” tuturnya.
Keunggulan transplantasi rambut tanpa cukur :
1. Prosesnya tidak memerlukan cukur sama sekali. Berbeda dengan tren hair transplant yang perlu dilakukan cukur botak plontos atau cukur plontos di bagian belakang, sehingga pasien dapat beraktivitas pada keesokan harinya tanpa kepalanya harus tercukur botak.
2. Cocok untuk mereka yang tidak mau terlalu terlihat mencolok setelah melakukan transplan rambut.
3. Hasil natural, tidak tampak seperti menggunakan wig.
“Kami tidak hanya bertindak sebagai ‘tukang tanam rambut’ tapi juga memerhatikan banyak aspek lain, seperti asesmen awal untuk menentukan design hairline dan perawatan pasca tindakan supaya hasil tanam rambut bisatetap optimal dalam jangka panjang,” pungkas Dr Ivan Wong.
Selain itu, menurutnya, teknik tanam rambut tanpa cukur sama sekali ini membutuhkan keahlian khusus, sehingga sangat sedikit dokter yang dapat mengerjakannya dengan baik.
“Di Indonesia, sepengetahuan kami hanya Klinik Permata Wong yang pertama kali fokus melakukan transplantasi rambut tanpa cukur. Tentu juga karena dilakukan di Indonesia, monitoring dan perawatan pasca tindakan dapat dilakukandengan optimal, di samping pastinya waktu dan biaya akan lebih efisien karena tidak harus bepergian ke luar negeri,” tutup Dr. Ivan Wong.
(Qur'anul Hidayat)