Namun sayangnya, kini batik tersebut sudah jarang yang yang pembuatannya ditulis manual. Kebanyakan saat ini menggunakan metode cap.
"Jlamprang itu sekarang kebanyakan adanya cap karena pembatik yang canting tulis sudah tidak ada, masih ada tapi sudah tidak sanggup lagi (membatik)," jelasnya.
Indra mengaku di era sekarang ini sulit mendapatkan generasi yang suka membatik. Menurutnya kendala dari generasi muda tidak tertarik membatik karena upahnya yang kecil.
"Memang sulit mempertahankan yang muda-muda berkecimpung di situ (membatik), karena gajinya di bawah UMR," terangnya.
"Saya bergerak di bidang bisnis, saya hanya memberi pelatihan bagaimana cara membatik agar mereka menghargai betapa sulitnya mengerjakan batik itu dan menghargai setiap artisan," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)