Turis Naik Gokart Ugal-ugalan di Jalanan Jepang Bikin Warga Resah

GOKART kini sudah menjadi pemandangan umum di jalanan Kota Tokyo, Jepang. Fenomena itu terjadi sejak pelonggaran pembatasan masuk imbas pandemi Covid-19 di negeri sakura.

Mengendarai kendaraan roda empat telah menjadi salah satu hal yang populer dalam daftar aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan asing di negara ini, sehingga menghasilkan cukup banyak permintaan akan kendaraan roda empat yang lincah seperti gokart.

Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas, terjadi peningkatan pengaduan dan penyelidikan oleh Departemen Kepolisian Metropolitan yang menerima lebih dari 100 laporan dalam setahun terakhir mengenai pelanggaran lalu lintas dan gangguan kebisingan akibat kendaraan mungil itu.

Pada bulan Maret 2023, di dekat gerbang Kaminarimon di kawasan Asakusa Tokyo, yang merupakan tujuan wisata favorit, lima orang dari luar negeri yang mengenakan kostum aneh dalam go-kart berbaris dalam satu barisan, melambaikan tangan dengan riang kepada orang-orang yang lewat.

(Foto: dok. Viator)

Menurut asosiasi industri operator gokart, tren ini mendapatkan momentumnya sekitar tahun 2012.

Sebagian besar pengemudi adalah wisatawan luar negeri, terutama dari Eropa dan Amerika Serikat, yang memerlukan surat izin mengemudi internasional dan biasanya membayar sekitar 10.000 yen atau senilai Rp per jam untuk pengalaman.

Daya tarik gokart di jalan-jalan Tokyo terletak pada kenyamanannya untuk bertamasya, memungkinkan wisatawan untuk mengikuti petunjuk pemandu dan melakukan navigasi secara mandiri tanpa mengenal jalan atau papan petunjuk setempat. Layanan ini diperkirakan memiliki ukuran pasar antara 2 miliar dan 3 miliar yen.

Kekhawatiran mengenai pelanggaran lalu lintas dan gangguan kebisingan akibat gokart belakangan meningkat. Menurut Kepolisian Tokyo, keluhan yang umum muncul ialah pengendara keluar dari kart di lampu lalu lintas untuk berfoto dan mengabaikan lampu merah.