RAMADHAN merupakan bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, mereka menjalankan ibadah puasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari subuh hingga magrib.
Muslim di seluruh dunia memiliki beragam tradisi untuk menyambut Ramadhan, tak terkecuali di Indonesia.
Tradisi yang paling populer di Indonesia adalah nyekar atau berziarah kubur untuk mendoakan keluarga atau kerabat yang telah wafat.
Tradisi nyekar muncul dari hasil akulturasi budaya Islam-Jawa-Hindu. Ziarah kubur diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadits riwayat Imam Al-Hakim yang berbunyi:
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah)," (HR. Al-Hakim).
(Foto: MPI)
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, roh tidak pernah mati dan selalu kembali bertemu keluarga setiap bulan Ruwah, dalam kalender Islam disebut Syakban, yakni nama bulan dalam kalender Hijriah sebelum Ramadhan. Ruwah berasal dari kata 'Arwah' bentuk jamak dari 'Ruh' yang artinya roh.
Artinya, Ruwah merupakan kesempatan untuk saling berkomunikasi antara orang-orang yang masih hidup dengan yang telah wafat.
Adapun dalam Hindu juga memiliki cara tersendiri untuk menyapa arwah leluhur dengan berbagai persembahan, salah satunya adalah kembang (Jawa: sekar).
Selain sebagai media untuk menjalin hubungan beda alam untuk menguatkan keyakinan ada kehidupan setelah di dunia.