Kisah Ustadz Jadi Imam Salat Maghrib di Kota Saranjana, Seminggu Tak Pulang Dikira Meninggal Dunia

Nanda Dwi Cahyani, Jurnalis
Sabtu 20 Januari 2024 08:02 WIB
Ilustrasi (Foto: Rawpixel)
Share :

BANYAK kisah mistis yang terjadi terkait keberadaan kota gaib Saranjana yang masuk wilayah Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Salah satu yang paling populer ialah cerita seorang ustadz bernama Abah Hamid yang berhasil memasuki kota dengan peradaban maju tak kasat mata itu. Abah Hamid masuk ke Kota Saranjana lantaran memenuhi undangan untuk menjadi muadzin sekaligus imam Salat Jumat di sana.

Mengutip channel YouTube Podcast Horor Reborn, pada suatu malam, hujan tidak menyurutkan semangat Abah Hamid dan istrinya untuk beribadah di mushola.

Ketika Abah Hamid hendak pulang, tiba-tiba ia dipanggil oleh sosok pria tampan berpakaian putih bersih yang memberikan bingkisan dan berpesan untuk membukanya di rumah saja.

Abah Hamid pun terheran-heran dan tidak mengenali siapa pria yang memberikan bingkisan tersebut. Setiba di rumah saat dibuka, mereka menemukan sebuah tali benang hitam dan beberapa lembar uang.

Keheranan mereka bertambah ketika tali hitam itu yang semula berada di dalam bungkusan, tiba-tiba berpindah dan terikat pada kaki kanan Abah Hamid.

Saat tertidur, dalam mimpi Abah Habid berjumpa dengan genderuwo yang hampir mencelakainya hari itu. Namun, tiba-tiba saja si genderuwo berlutut, meminta maaf kepadanya.

Genderuwo itu menjelaskan bahwa benang hitam tersebut berfungsi sebagai tameng, menjaga Abah Hamid dari gangguan makhluk halus dan jin. Selama benang hitam itu ada di kakinya, tak ada makhluk astral yang bisa mencelakainya. Keterkejutan dan kebingungan Abah Hamid semakin bertambah.

Bukit Saranjana di Desa Oka-Oka, Kotabaru (Foto: X/@GustiGina)

Keesokan harinya, ustadz yang dikenal ramah ini menjadi narasumber pengajian yang diadakan di desa tetangga. Sesampainya di tempat, keheranan meliputi wajahnya saat melihat jumlah jamaah yang tidak seperti biasanya.

Jamaah pengajian kali ini tak hanya berjumlah lebih dari 25 orang, dan nampak sangat antusias dengan pakaian serba putih. Meski tuan rumah terheran-heran karena jumlah jamaah seharusnya hanya tiga orang, Abah Hamid tetap memohon izin untuk memulai pengajiannya.

Namun, alangkah terkejutnya Abah Hamid setelah 30 menit pengajian selesai, dan hendak pamit, ia baru menyadari jika di hadapannya hanya dua orang jamaah yang tersisa.

Fathur, salah satu jamaah, menceritakan bahwa kakeknya, seorang paranormal, juga pernah mengalami pengalaman serupa. Orang-orang tersebut, menurut keterangan kakek Fathur, adalah orang Saranjana, dengan ciri khas tanpa lekukan di antara hidung dan bibir (philtrum).

Pada malam Jumat Kliwon, Abah Hamid bersiap menuju mushola untuk menunaikan Salat Maghrib berjamaah. Senja itu sedang gerimis, namun seperti biasa Abah Hamid yang mengenakan kopiah usang sambil membawa tasbih tetap bersemangat pergi ke mushola.

Dari arah belakang, datanglah sosok berpakaian serba putih yang beberapa hari lalu memberinya bungkusan berisi uang dan gelang benang hitam. Mustafa, begitu orang itu memperkenalkan diri, mengajak Abah Hamid ke suatu tempat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya