"Mereka dalam kondisi bencana," ucap dr Mohammad Salama, selaku Kepala Unit Neonatal RS Bersalin Al Helal Al-Emairati, Rafah, Mesir.
Malahan, beberapa dari bayi prematur yang sudah berhasil dievakuasi ke Mesir tak ditemani ibunya.
"Ya, beberapa bayi prematur didampingi ibunya, tapi ada juga yang tidak. Bayi itu hanya ditemani staf medis," kata dr Salama penuh haru.
Kabar mengenai bayi-bayi prematur Gaza ini mencuri perhatian dunia. Terlebih, sebelumnya beredar foto bayi-bayi prematur yang dibaringkan di kasur tanpa alat inkubator karena tak adanya listrik di rumah sakit.
Di awal kemunculan kabar ini, dokter RS Al Shifa melaporkan ada 39 bayi dalam kondisi mengkhawatirkan. Sejak saat itu, delapan bayi telah meninggal dunia.
(Leonardus Selwyn)