BACA JUGA:
"Komunikasi yang efektif adalah salah satu sumber daya terpenting dalam mengelola krisis. Komunikasi harus dilakukan dalam semua tahapan krisis, yaitu sebelum, pada saat,dan setelah krisis. Melalui komunikasi krisis yang efektif, kita dapat memahami risiko yang kita hadapi; memberikan informasi yang lebih lengkap, akurat, dan cepat; serta meredam peredaran disinformasi dan misinformasi yang dapat memperburuk kondisi krisis," ungkap Giri.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani menjelaskan Sistem Manajamen Terpadu Komunikasi Krisis Surebro! adalah terobosan baru untuk organisasi Kemenparekraf yang memiliki lima nilai inovasi yaitu terciptanya sistem manajemen yang terpadu, kebaharuan, penyesuaian pada struktur organisasi, berkelanjutan, dan sesuai dengan nilai-nilai organisasi Kemenparekraf.
Pemanfaatan sistem Surebro! dalam menanggulangi krisis kepariwisataan dilakukan melalui tiga langkah, yaitu:
1. Surveilance, dengan melihat sentimen publik melalui crisis detection analysis (CDA) dan media monitoring. Selanjutnya, potensi-potensi tersebut dikategorikan menjadi tiga dampak terhadap sektor parekraf, yaitu rendah (low), menengah (medium), dan tinggi (high).