3. Tersesat dalam kekhawatiran
Kekhawatiran kronis membuat Anda rapuh secara emosional karena itu membunuh kepercayaan diri Anda. Contohnya, kala diri Anda mengkhawatirkan sesuatu yang bahkanbelum tentu terjadi. Kala Anda takut dengan masa depan.
Kekhawatiran melatih otak Anda untuk percaya bahwa ada hal-hal mengerikan yang terus-menerus datang. Bahkan kehadirannya lebih buruk lagi ketika Anda merasa tidak dapat menanganinya.
Jika Anda ingin menjadi lebih kuat secara emosional, luangkan waktu untuk merencanakan dan memecahkan masalah dengan bijaksana untuk ancaman realistis di masa depan. Tetapi di luar itu, tahan dorongan untuk mengikuti kekhawatiran Anda hingga menyebabkan dirinsendiri tidak produktif dan membunuh kepercayaan diri itu.
4. Tinggal di masa lalu
Tinggal di masa lalu adalah sisi lain dari mengkhawatirkan masa depan. Ketika Anda mengingat kesalahan yang diperbuat di masa lalu, hal itu terngiang-ngiang hingga melatih otak untuk memiliki pandangan yang salah dan membunuh kepercayaan diri tentang kemampuan Anda saat ini. Keadaan ini membuatmu rapuh secara emosional.
Alangkah baiknya kejadian di sama lalu itu direfleksikan sebagai suatu pembelajaran untuk menghadapi kemudian hari. Bukan dikenang untuk menyalahkan diri secara terus-menerus.
5. Menggunakan orang lain untuk merasa baik
Sudah menjadi sifat manusia untuk menginginkan kenyamanan dan dukungan dari orang lain ketika sedang kesal atau merasa tidak enak. Untuk sebagian besar, tidak ada yang salah dengan ini. Faktanya, itu adalah hal yang sangat baik untuk mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung.
Masalahnya adalah ketika Anda mengandalkan orang lain untuk merasa baik-baik saja. Jika Anda memiliki kebiasaan untuk terus-menerus mencari kepastian dan mengalihdayakan perasaan menyakitkan Anda kepada orang lain, Anda memberi tahu otak Anda bahwa Anda sendiri tidak mampu menangani perasaan sulit itu. Hal ini membuatmu rapuh secara emosional.
Pada akhirnya, perasaan Anda adalah tanggung jawab Anda dan bukan tanggung jawab orang lain. Orang yang kuat secara emosional dapat meminta bantuan dan dukungan sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengatasi kesulitan emosional. Tetapi jika orang lain adalah seluruh strategi Anda untuk bekerja melalui masalah, Anda akan terjebak dalam pola kepercayaan diri yang rendah dan kerapuhan emosional.
(Endang Oktaviyanti)