RENUNGAN harian Kristen bertema kesabaran menjadi salah satu siraman rohani dalam meredakan sikap amarah, kesal dan emosi kepada setiap orang yang merasakannya.
Bentuk renungan yang akan disampaikan berikut ini turut menciptakan energi syahdu dan menciptakan suasana kedamaian dan kesabaran hati. Bagi kamu yang penasaran simak ulasan satu ini.
Berikut Okezone merangkum beberapa sumber,terkait renungan harian Kristen tentang kesabaran:
1. Renungan Harian Pertama
“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.“
Amsal 14 : 29
Antara “sabar” dan “marah” sama-sama menunjukkan emosi, tetapi memberikan dampak yang sangat berbeda. Marah adalah salah satu bentuk emosi yang negatif, jika diikuti akan membuat kita tidak bisa berpikir sehat. Ketika kita mengikuti emosi yang meledak-ledak, kita tidak sadar bahwa kita sudah mengeluarkan kata-kata yang melukai sesama yang sebenarnya tidak ingin kita lukai. Ketika emosi itu kita luapkan, kita kehilangan kontrol dan bersikap tidak santun. Sedangkan sabar adalah suatu sikap atau kemampuan mengendalikan diri menahan emosi, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh.
Penulis kitab Amsal mempertentangkan dua pokok ini sekaligus menunjukkan dengan tegas keuntungan dan kerugian dari dua sikap ini. Dengan hikmatnya Amsal hendak menyampaikan: pertama: Sikap lemah lembut adalah hikmat. Orang baru bisa disebut memahami diri, tugas dan kepentingannya, kelemahan sifat manusianya, serta keadaan masyarakat dengan benar, apabila ia sabar, dan tahu bagaimana harus memaafkan kesalahan orang lain dan juga diri sendiri, tahu bagaimana harus menangguhkan kemarahannya dan meredamnya, sehingga tidak terpancing sampai kehilangan jiwanya sendiri. Orang yang lemah lembut dan sabar benar-benar patut disebut orang yang cerdas.
Kedua, Hawa nafsu yang tidak terkendali sama saja dengan mengungkapkan kebodohan sendiri: Siapa yang cepat marah, yang hatinya mudah tersulut oleh hasutan dan terbakar, biasanya menyangka bahwa dengan sifat ini ia telah memegahkan diri dan membuat orang lain terkagum-kagum kepadanya, padahal sebenarnya dia hanya membesarkan kebodohannya sendiri. Ia mengungkapkan kebodohannya sendiri, seperti orang yang mengangkat tinggi-tinggi sesuatu sehingga terlihat oleh semua orang, dan menyerahkan diri di bawah kebodohannya itu.
Kesabaran kita seringkali teruji oleh berbagai peristiwa bahkan oleh orang-orang terdekat. Ingat, emosi yang tidak terkendali sering menuntun pada tragedi. Sedangkan kesabaran selalu berbuah manis. (Pdt. Maria Belandina Tuulima, M.Si)
2. Renungan Harian Kedua
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 16:32
Di zaman sekarang ini semua orang menyukai segala sesuatu yang serba instan. Dalam hal makanan saja orang lebih memilih makanan yang cepat saji (instan) dibanding harus repot-repot memasak. Dalam hal bekerja inginnya cepat dapat pekerjaan yang hebat, ingin cepat dapat gaji besar, ingin cepat naik jabatan, dan sebagainya. Apa-apa maunya serba instan, kalau bisa tidak perlu kerja keras, tidak perlu usaha mati-matian, tidak perlu merasakan beratnya suatu proses. Sungguh, tak banyak menemukan orang-orang yang punya kesabaran untuk menunggu, kesabaran untuk menjalani proses.
Punya kesabaran adalah sebuah ujian iman! Saat dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sulit, adakah kita punya kesabaran untuk menantikan pertolongan dari Tuhan? Ataukah kita kehilangan kesabaran, lalu berpaling dari Tuhan untuk mencari pertolongan lain? Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dimiliki orang percaya (Galatia 5:22). Memang tidak mudah bagi kita untuk punya kesabaran: Bersabar menghadapi suami kasar, bersabar menghadapi isteri yang super bawel, bersabar menghadapi anak-anak yang nakal... terlebih lagi bersabar dalam menantikan jawaban doa dari Tuhan, bersabar menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup ini. Nabi Habakuk menguatkan, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Saul, karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan, lalu lari mencari pertolongan kepada arwah (1 Samuel 28:4-7). Bukankah tidak sedikit orang Kristen yang berlaku demikian? Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari pertolongan lain. Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahasanggup melakukan segala sesuatu di luar apa yang kita pikirkan.
(RIN)
(Rani Hardjanti)